Cinta Sewindu

Amelia Rasyid
Chapter #25

Kado Termanis dari Kak Dhira

Akhirnya Acara Pekan Budaya di sekolahku pun hari ini dimulai. Beberapa anak perempuan yang ada di kelasku pun, termasuk aku sendiri, diwajibkan memakai baju adat dari negara yang kami representasikan di acara tersebut.

"Ameeelll... Iiihhh loe cantik bangeeettt...", Lana pun berteriak di sepanjang lorong kelas.

Sambil sedikit malu aku pun berlari ke arahnya sambil berucap, "Sssttt... Apaan sih' loe Lan.. Malu ah..".

"Habis Amel cantik banget pake baju ini, cocok.. Eh by the way loe dandan sendiri? Iiihhh... Lana ng'ga nyangka deh', Lana suka banget..."

Lalu di tengah-tengah kehebohanku dan Lana, tiba-tiba ((dddooorrr!!!)), Diva mengagetkan kami berdua.

"Subhanallah... Ini Amel? Mel'???", tanya Diva kaget.

"Apah??? Apah??? Loe mau comment apaan?!", aku pun balik bertanya sambil melotot.

"Tuh khaaannn Lana bilang apa... Cantik ya Va...?", sahut Lana yang sedari tadi menempel di pundakku.

"Loe kenapa jadi cakep gini Mel'??? Ahahahahahaha.. Kaget gue.. Kirain loe ng'ga bisa dandan..", sindir Diva.

"Duuuhhh... Udah ah. Kalian bikin gue malu tau ng'ga...", jawabku malu.

"Amel!", lalu Aji pun memanggilku.

Aku pun langsung menoleh dan kulihat dia seperti berucap, "Yuk' ke sini sebentar!".

"Eh Guys udah dulu yah', Ketua Kelas manggil..", aku pun berpamitan pada Lana dan Diva.

"Ahahahahahaha.. Oke cantiiikkk..", Lana dan Diva pun kompak menjawabku.


Aku pun segera berlari menghampiri Aji, yang sedari tadi menungguku di depan ruang kelas kami.

"Mel'...", sahutnya.

"Kenapa Ji'?", tanyaku.

"Kata Bu Tati (wali kelas kami) udah ada tamu yang datang dari SMP 84, ntar loe yang sambut dulu yaa. Kan loe udah pake kostum lengkap. Loe dampingin Bu Tati. Kayanya mereka udah nunggu di ruang guru..", pintanya padaku.

"Oh.. Oke-oke.. Gue siap-siap dulu yaa..", jawabku sambil bergegas masuk ke kelas kami.

"Oke, thanks yaa..", jawab Aji lagi.


Setelah merapihkan riasan dan kostumku, lalu aku pun berjalan menuju ruang guru untuk bertemu dengan Bu Tati terlebih dahulu. ((Tokkk.. Tokkk.. Tokkk..)), aku pun mengetuk pintu ruang guru terlebih dahulu.

"Ma'af permisi.. Bu Tatinya ada..?", tanyaku pada seorang guru yang ada di dekat pintu masuk.

"Eh Amel..", tiba-tiba Pak Supriadi (guru olahraga kami) menyapaku dari belakang. "Nyari Bu Tati yah'?", tanyanya.

"Eh Pak Supri.. Iya Pak'.. Liat ng'ga Pak'?", tanyaku padanya.

"Baru aja tadi beliau yang nyariin kamu Mel'.. Hmm, kayanya beliau trus nyamperin kamu ke kelas deh'.. Udah nyoba cari?", jawab Pak Supriadi.

"Waduh.. Gitu ya Pak'? Oke-oke, saya pamit langsung ke sana ya Pak'.. Makasih Pak Supri..", aku pun berlari menuju ruang kelas dengan menggunakan high heels.


Sesampainya di depan kelas, kulihat Bu Tati sudah terlebih dahulu menerima rombongan tamu pertama kami. Melihatku dari kejauhan, beliau pun melambaikan tangannya ke arahku.

"Mel'... Amel... Sini...", Bu Tati pun memanggilku. "Nah.. Ini salah satu murid kami juga yang mewakili kelas ini.. Kenalkan, ini Amel..", Bu Tati pun memperkenalkanku pada tamu kami.

Lalu aku pun langsung menundukkan kepalaku ke arah tamu-tamu tersebut.


Tapi betapa kagetnya aku waktu menengadahkan kepala, kulihat ada sesosok orang yang sangat kukenal dalam rombongan itu. ((Kok' kayanya gue kenal yah'?!)), bisikku dalam hati.

"Waduh.. Cantik amat Bu Tati anak muridnya..", sapa salah seorang guru dari rombongan itu. "Kenalkan saya Bu Ira, saya perwakilan dari SMP 84..", lalu beliau pun mengulurkan tangannya kepadaku.

Sambil masih agak sedikit kaget, aku pun tetap membalas sapaannya. "Salam kenal Bu Ira.. Perkenalkan saya Amel..", jawabku.

"Oh iya, perkenalkan ini rombongan kami Amel.. Ada beberapa perwakilan guru lainnya dan beberapa perwakilan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) SMP kami..", sahut Bu Ira.

Lalu salah seorang murid laki-laki pun maju duluan ke arahku, "Hai Amel.. Perkenalkan saya Kevin, Ketua OSIS SMP 84..".

"Hai Kevin.. Salam kenal, Amel..", jawabku.

"Oh iya, ini Wakil Ketua OSIS kami..", lalu Kevin pun mempersilakan sesosok laki-laki yang dari tadi berdiri di belakangnya.

"Hai Amel.. Perkenalkan saya Biru..", lalu ia pun menjabat erat tanganku sambil tersenyum.

"Hhhaaaiii...", aku pun hanya bisa menjawab singkat saking kagetnya.

Dan seketika aku merasa waktu sepertinya saat itu sempat terhenti. Seperti hanya ada aku dan Biru.


"Mel'.. Amel..!", tiba-tiba suara Bu Tati memecah keheningan diantara aku dan Biru.

"Eh.. Iya Bu..?!", jawabku kaget.

"Amel ajak rombongan keliling-keliling yaa, Ibu mau kembali ke ruang guru sebentar..", pinta Bu Tati padaku.

"Baik Bu..", jawabku lagi.

"Bu Ira, mohon ma'af saya tinggal yaa. Nanti kalau ada apa-apa bisa minta tolong Amel yaa..", sahut Bu Tati pada Bu Ira.

"Iya Bu Tati, terima kasih..", jawab Bu Ira sambil berpamitan.

Lihat selengkapnya