Hari Sabtu pukul 06.30 WIB, aku pun baru selesai bersiap-siap untuk ikut latihan basket dengan Kak Odi dan teman-temannya.
"Meeelll... Ameeelll... Ayok! Telat niiihhh...", terdengar teriakkan Kak Odi dari arah ruang keluarga.
"Iyaaahhh... Tunggu bentar...", sahutku sambil ikut berteriak dari kamar.
"Buset dah nih' anak beneran dandan kayanya.. Hadeuh..!", gumam Kak Odi kesal.
Lalu Mama pun keluar dari kamarnya, "Ya ampun pagi-pagi pada berantem.. Kenapa sih' Di?", sambil berjalan menghampiri Kak Odi Mama pun ikut bergumam.
"Duuuhhh... Tuan Puteri lelet amat!", Kak Odi kembali bergumam dan tambah kesal.
"Emang mau pada ke mana sih'?", sahut Mama yang sudah ada di belakang Kak Odi.
"Biasa mah, mau latian basket sama anak-anak..", jawab Kak Odi.
"Oh... Hmm, tumben ngajak Amel?", tanya Mama lagi.
"Hmm.. Tapi Mama jangan bilang-bilang Amel yah'?", jawab Kak Odi balik bertanya.
"Hah' emang ada apa???", tanya Mama penasaran.
"Sebenernya yang ngajakkin Odi latian basket hari ini itu Biru", jawab Kak Odi.
"Loh emangnya kenapa Di'??? Kan malah bagus, Biru bukannya temen deket Amel...", balas Mama pada Kak Odi.
"Waaahhh... Mama berarti belum tau ceritanya yah'???", tanya Kak Odi lagi.
"Hah' cerita apa???", Mama pun balik bertanya.
Belum selesai penjelasan Kak Odi pada Mama, aku pun sudah sampai di depan teras rumah.
"Ayok Kak'! Katanya udah telat..", sahutku.
"Eh iya, iya.. Ya udah Mah ntar lagi yah'.. Kita berangkat ya Mah, Assalamu'alaikum..", jawab Kak Odi sambil berpamitan pada Mama.
"Wa'alaikumussalam.. Hati-hati yaa..", sahut Mama pada kami berdua.
--------------------
Sesampainya di tempat latihan basket.
"Oi Di!!!", tiba-tiba ada suara teriakkan dari dalam lapangan.
"Weeeiii... Loe akhirnya dateng juga...", Kak Odi pun melambaikan tangan sambil berjalan ke arah orang itu. "Mel' loe tunggu sini yah', gue mau mulai pemanasan dulu..", sahut Kak Odi.
"Ogah ah, gue mau ke tukang bubur aja dulu..", jawabku.
"Lah... Tapi makannya di pinggir lapangan yah'?! Jangan jauh-jauh!", pinta Kak Odi padaku.
"Diiiihhh... Tumben banget loe Kak'..!", balasku.
"Heh' ntar loe diculik kalo cuma sendirian!", jawabnya ketus.
"Hadeuh.. Hadeuh.. Iye ah, bawel..", jawabku ikut ketus.
Lalu aku pun membeli bubur di tempat biasa kami sarapan setiap Kak Odi latihan basket. Tak berapa lama aku pun kembali ke pinggir lapangan dengan membawa semangkuk bubur dan es teh manis.
"Ameeelll...", tiba-tiba kudengar suara yang sepertinya tidak asing dari arah belakangku.
Betapa kagetnya aku ketika memalingkan wajah ke arah suara itu...
"Hai Amel, kita ketemu lagi ya?!", celetuk Kevin sambil menepuk pundakku dari belakang.
"Kevin??? Ngapain loe di sini?", aku pun tiba-tiba beranjak berdiri (dengan masih memegang mangkok bubur).
"Ahahahahahaha...", Kevin dan teman-temannya yang lainnya pun tertawa. "Ya mau maen basket lah, masa maen masak-masakan, hahaha…", jawabnya sambil menyindirku.
Lalu secara otomatis mataku pun mencari sesosok teman Kevin yang lain.
"Kenapa? Loe nyari Biru yah'?", tanyanya.
"Ah! Ng'ga kok'... Gue cuma mau inget-inget semua temen loe aja...", jawabku mengelak.
"Prettt alesan! Biru bentar lagi nyusul kok'.. Tadi dia masih markirin motornya..", balas Kevin seakan menjawab rasa penasaranku.
Aku pun tak menanggapi pernyataan Kevin.
"Udah ah, gue mulai pemanasan dulu yah'. Yok ah!", celetuk Kevin sambil pergi berlalu meninggalkanku bersama teman-temannya.
Sesaat setelah Kevin dan teman-temannya masuk ke lapangan, aku pun kembali duduk, menenangkan diri dan mulai kembali menghabiskan sisa buburku. Aku berharap saat buburku habis Biru belum tiba, sehingga aku bisa buru-buru bersembunyi. Saking buru-burunya aku menghabiskan bubur itu, aku sampai tersedak.