Aku sedih. Hari ini adalah hari terakhir kami berada di Semarang. Sebenarnya Tante Jen menawariku untuk lanjut menginap di rumahnya, tapi aku teringat sudah terlalu banyak izin ke sekolah.
"Heh', kok' bengong aja!", Kak Dhira pun menepuk pundakku.
"Eh, iya.. Kenapa Kak'?", tanyaku kaget.
"Loe kenapa?, bengong aja.. Sini tasnya gue taroin ke bagasi..", pinta Kak Dhira sambil mengambil tas yang sedang kupegang.
"Eh iya, ini Kak'.. Makasih yaa..", lalu aku pun masuk ke dalam mobil terlebih dahulu.
"Udah semua nih'?, Ng'ga ada yang ketinggalan?", tanya Om Yos yang mulai menyalakan mesin mobil.
"Beres Pa', yuk berangkat..", jawab Kak Dhira yang duduk di depan.
"Ameeelll... Gue pengen ikuuuttt...", teriak Vina.
"Haduuuhhh... Mobilnya ng'ga cukup Neng'...", sahut Kak Dhira.
"Udah, udah.. Nanti Amel-nya juga bisa main ke Semarang lagi..", Om Yos pun mencoba menenangkan Vina.
"Bye Vina... Kapan-kapan gue main ke sini lagi yaa... Assalamu'alaikum...", sahutku sambil melambaikan tangan pada Vina.
Lalu kami pun pergi meninggalkan rumah Kak Dhira, menuju bandara. Kali ini di sepanjang perjalanan, aku hanya terdiam. Jadi kikuk sendiri karena teringat momen romantisku bersama Kak Dhira di Semarang. Tiba-tiba di tengah lamunanku.....
"Mel'.. Amel! Oi! Tidur ya?!", celetuk Kak Dhira sambil agak berteriak.
"Ng'ga tidur Ra, cuma lagi bengong mikirin loe..", tiba-tiba Kak Odi nyeletuk jahil dari kursi paling belakang.
"Ahahahahahaha... Bisa aja loe Di...", Kak Dhira pun tertawa.
"Tau nih' Kak Odi, apaan sih'!", jawabku mulai kesal.
"Amel bengong kenapa?", lalu Kak Dhira kembali bertanya padaku.
"Hmm... Ng'ga pa pa kok' Kak... Sedih aja, ng'ga kerasa udah harus balik ke Jakarta lagi...", jawabku.
"Ah masa...", Kak Odi pun ikut menimpali.
"Oh... Kirain kenapa...", sahut Kak Dhira.