Hari ini adalah hari pertama aku kembali ke sekolah setelah liburan panjangku di Semarang usai. Meskipun begitu, hari-hariku di sekolah tetap terasa menyenangkan karena selalu ada Diva dan Lana yang menemaniku.
"Mel' loe mau apa?, sekalian gue pesenin..", Tanya Diva padaku.
"Va' gue mau Batagor juga donk' sama kaya loe", sahut Lana.
"Oke. Trus loe mau apa Mel'?", Tanya Diva lagi padaku.
"Hmm, duh apa yah.. Hmm.. Gue Siomay aja deh. Jangan lupa pakein pare yah.. Sambel banyakkin..", pintaku pada Diva.
"Oke. Minum kaya biasa aja yah? Es Teh Manis?", tanya Diva pada kami.
"Sip, thanks Va..", aku dan Lana pun kompak menjawab.
Sambil menunggu Diva, aku dan Lana pun mulai mengobrol...
"Eh iya Mel', loe jadi mau ikutan Bimbel (Bimbingan Belajar) ngga? Gue sama Diva udah daftar..", celetuk Lana.
"Oh iya, emang kalian jadinya di mana?", tanyaku.
"Kita jadinya daftar di Bimbel BBA yang di Jalan Jakarta. Deket kok dari sini... Bimbelnya juga ng'ga terlalu lama, soalnya mereka langsung pake sistem bahas soal-soal. Paling sebelum Solat Maghrib juga udah selesai..", Lana pun melanjutkan menjelaskan padaku.
"Emang masih ada bangku kosong?", jawabku balik bertanya.
"Masih banyak kok.. Kalo mau, ntar pulang sekolah gue anterin daftar yuk?!", ajak Lana.
"Hmm.. Ayok, boleh..", jawabku singkat.
Lalu tak berapa lama Diva pun datang membawa pesanan kami semua..
"Wiiihhh, Makan... Makan... Thanks ya Va", jawab Lana yang kemudian mengambil terlebih dahulu pesanan Batagornya.
"Nih’ Siomay loe Mel'..", jawab Diva sambil memberikan pesananku.
"Thanks ya Va..", sahutku.
"Eh iya Mel' loe mau ikutan Bimbel bareng kita ng'ga?", celetuk Diva.
"Udah gue bilangin.. Tenang Amel ikut..", Lana pun menggantikanku menjawabnya.
"Oh.. Oke. Sip deh kalo gitu..", jawab Diva lagi.
"Nanti kita barengan anter Amel ke sana yah..", ajak Lana pada Diva.
"Oke, siiippp...", balas Diva.
--------------------
((Kriiinnnggg... Kriiinnnggg...)), terdengar bunyi bel pulang sekolah. Aku pun bergegas membereskan barang-barangku ke dalam tas. Aku pun bergegas menghampiri Lana yang kulihat sudah menungguku di depan gerbang sekolah.
"Yuk' Lan.. Diva mana?", tanyaku pada Lana.
"Dia mau ngambil kaos basket dulu katanya", jawab Lana.
"Oh.. Ya udah kita nungguin Diva di dalem mobil gue aja. Hmm, kita pergi ke sana naik mobil, bisa kan?", tanyaku lagi.
"Bisa kok'..", jawab Lana singkat. "Hmm, bentar kalo gitu. Gue mau SMS Si Diva dulu yah'..", Lana pun mengeluarkan HP-nya dari saku depan tas ransel pink-nya.
"Ok, habis itu kita langsung cari Pak Triman ke parkiran..", sahutku.
Sambil berjalan mencari Pak Triman, Lana pun memulai percakapan denganku...
"Mel'...", sahut Lana padaku.
"Ya..?", balasku bertanya.
"Loe kok' tumben belom cerita-cerita tentang Semarang?", tanya Lana sambil memalingkan wajahnya ke arahku.
"Hmm.. Ngga ah, bikin sedih..", jawabku lesu.
"Loh' kok' gitu? Kenapa???", Lana pun kembali bertanya dengan semakin penasaran.
"Pokoknya Kak Dhira nyebelin! Dah ah, nanti-nanti aja dibahasnya Lan'. Gue lagi ng'ga mood inget-inget tentang Semarang", aku malah menjawab pertanyaan Lana dengan ketus.
"Hmm.. Oukey.. Tapi janji yaa, kalo ada apa-apa loe mesti cerita sama kita. Jangan dipendem sendiri..", balas Lana sambil melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingkingku.
"Woooiii... Amel! Lana!", teriakkan Diva pun memecahkan kecanggungan antara aku dan Lana.
"Eh' Va! Kok' loe bisa di sana duluan?", sahut Lana pada Diva sambil berteriak dan melambaikan tangan.
Kami pun berjalan menghampiri Diva yang sudah menunggu di depan mobilku.
"Gue tadi ambil baju basketnya janjian sama anak-anak di deket sini. Eh, pas baca SMS loe ya udah langsung gue cari aja Pak Triman", jawab Diva pada kami berdua.
"Ya udah yuk' cabut!", ajakku pada mereka berdua.
Menurut Diva tempat bimbel itu lokasinya tidak terlalu jauh dari sekolah kami. Hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam utnuk sampai di sana.
"Pak Triman, tau tempat les namanya Bimbingan Belajar Alumni ng'ga? Kata mereka deket sini, di Jalan Jakarta..", sahutku.
"Iya Pak', deket banget kok'. Di perempatan lampu merah itu tinggal belok kiri, trus lurus aja sampai ketemu jalan gang yang depannya mini market", lanjut Diva.
"Hmm... Kalo Jalan Jakartanya sih' Pak Triman tau Neng', cuma belum pernah tau tempat lesnya. Nanti tolong tunjukkin aja yaa..", jawab Pak Triman.
"Oke siap, aku jadi penunjuk jalan deh'..", sahut Diva.
"Oke, berangkaaat...", celetuk Lana yang terlihat paling bersemangat.
"Ahahahahahaha...", jawabku sambil tertawa.
"Loh' kok' Amel ketawa?", tanya Lana.
"Abis loe lucu banget. Mau nganter gue daftar les aja ampe semangat gitu..", sahutku.
"Ya gimana ng'ga semangat, orang di sana banyak cowok-cowok dari SMP lain. Jelas aja dia mah bukannya belajar, yang ada banyakan mejeng..", sindir Diva pada Lana.
"Oalaaahhh... Pantesan... Mau nyari jodoh toh, bukannya nyari ilmu. Ahahahahahaha...", sambungku sambil tertawa.
"Idiiihhh... Kalian kok' jahat gitu sih'?!", jawab Lana yang tiba-tiba terlihat agak marah dengan tingkah laku kami berdua.
Melihat Lana mulai marah, Diva pun tiba-tiba merangkulnya. "Bercanda, bercanda... Jangan marah donk' Neng cantik...", canda Diva.
"Au ah, sebel..", Lana pun masih terlihat kesal.
Di tengah pertikaian kami tiba-tiba Pak Triman bertanya, "Neng' ini bukan gangnya?".
"Eh iya bener Pak', belok, belok, belok...", teriak Diva.
"Nah... Itu Pak Triman, gedungnya yang ada tulisan BBA...", sambung Lana.