Cinta Sewindu

Amelia Rasyid
Chapter #33

Ketika Mereka Kembali ke Hidupku

((Kriiinnnggg... Kriiinnnggg...)), berkali-kali kudengar dering telepon rumah yang terdengar samar dari dalam kamar mandi.

"Meeelll... Ameeelll!!! Angkat donk' teleponnya!", teriak Kak Odi dari dalam kamarnya.

"Bentar Kak' gue masih di kamar mandiii...", sahutku.

Lalu akhirnya Mbak Mi yang mengangkat telepon, "Halo...".

"Assalamu'alaikum...", sahut Si Penelepon.

"Wa'alaikumussalam...", jawab Mbak Mi.

"Hai Mbak Mi apa kabar?, sehat?", jawab Si Penelepon sambil balik bertanya.

"Eh, iya sehat. Emang ini sapa?", tanya Mbak Mi lagi.

"Ya ampuuunnn... Sombong banget lupa suaraku...", sahut Si Penelepon.

"Hah'???", balas Mbak Mi sambil kebingungan mengerutkan dahinya.

"Ahahaha... Ini Biru Mbak... Temennya Amel... Lupa yah'?", jawab Si Penelepon yang ternyata dia adalah Biru.

"Walaaahhh... Mas Biru... Apa kabar Mas'..? Bukan lupa, habis Mas Biru sudah jarang ke rumah sih'...", jawab Mbak Mi dengan sangat luwesnya.


Mendengar Mbak Mi yang sibuk cekakak-cekikik di telepon, Kak Odi pun keluar untuk menghampiri. "Duuuhhh... Malah pacaran lagi nih' Si Mbak...", celetuk Kak Odi.

"Eh sebentar Mas, ini ada Mas Odi...", jawab Mbak Mi yang kemudian menyodorkan telepon itu ke Kak Odi.

"Loh' kok dikasih gue?, emang ini siapa?", tanya Kak Odi sambil berbisik ke Mbak Mi.

"Mas Biru Mas'... Kayanya sih' mau nyari Neng Amel...", jawab Mbak Mi sambil ikut berbisik.

"Oh... Ya udah, makasih yaa...", sahut Kak Odi.

"Halo Kak'...", sapa Biru duluan.

"Eh Biru... Pasti nyariin Amel yah'?", tanya Kak Odi yang sangat to the point.

"Hehehe... Iya lah Kak'... Amelnya ada?", jawab Biru balik bertanya.

"Hmm, bentar", lalu Kak Odi pun kembali berteriak padaku, "Meeelll... Dah selesai belum? Nih' Biru nyariin loe...".

"Bentaaarrr...", jawabku sambil berteriak.

"Wah, lagi ngapain Amelnya Kak'?", tanya Biru pada Kak Odi.

"Mandi.. Biasalah lama, dasar cewek..", sindir Kak Odi.

"Ahahaha... Wah, pas donk' gue nelepon. Udah wangi..", celetuk Biru.

"Hah'?!, ahahaha... Emang kecium??? Wkwkwk...", tanya Kak Odi bercanda.

"Hehehe...", balas Biru yang hanya tertawa.

"Eh iya Ru', Sabtu ini latian lagi yok'?! Ajak temen2 loe kaya biasa...", sahut Kak Odi yang langsung mengganti topik pembicaraan.

"Hmm... Sabtu ini yah'?", jawab Biru balik bertanya.

"Iya, Sabtu ini...", bals Kak Odi.

"Wah Kak', Sabtu ini pas tanggal 14 khan?", balas Biru kembali bertanya.

"Iya, emang napa?", tanya Kak Odi lagi.

"Sorry ya Kak' ng'ga bisa, hehehe...", jawab Biru.

"Yaaah... Kena.....", belum selesai Kak Odi bicara dengan Biru, aku pun mengambil teleponnya.

"Dah sini jangan kelamaan..!", celetukku.

"Ish, ish, ish... Dasar loe!", jawab Kak Odi kesal sambil menjitak kepalaku.

"Duh', sakit tauuu... Dah sana ah..!", sahutku.


"Halo, Biru yah'? Sorry ya lama...", sapaku duluan pada Biru.

"Eh Amel... Hai...", balasnya.

"Ada apa Ru'?", tanyaku.

"Ah ng'ga pa pa kok'... Biasa... Lagi kangen aja...", canda Biru padaku.

"Tuh kan mulai... Gue tutup nih'...", jawabku dengan nada sedikit mengancam.

"Eh, eh, iya peace... Jangan ditutup donk'...", jawab Biru memelas.

"Ya udah makanya yang serius...", balasku lagi.

"Iiihhh... Galak amat...", celetuknya.

"Biarin, weeekkk...", balasku ketus.

"Hmm, ng'ga pa pa deh'... Galak-galak juga ngangenin... Hehe...", Biru pun kembali berkata gombal padaku.

"Ruuu...!!!", gumamku mulai kesal.

"Ahahaha... Peace... Peace... Sekarang beneran deh'... Suwer...", balasnya.

"Ya udah, apaan?!", tanyaku yang sudah kesal dengan gombalannya.

"Janji nonton masih berlaku kan?", tanyanya lagi.

"Eh iya yah'... Tapi ini kan udah lewat berapa minggu, emang masih ada?", jawabku balik bertanya.

"Ya kalo film yang kemarin pasti udah ng'ga ada. Kita cari yang lain aja. Hmm.. Tapi Sabtu besok pasti banyaknya film romantis deh'..", jawabnya.

"Hah' emang mau Sabtu besok banget?!", tanyaku kaget.

"Ya iya lah.. Kenapa? Ng'ga mau? Ng'ga bisa lagi???", jawab Biru dengan nada suaranya yang terdengar tiba-tiba kesal.

"Ahahaha... Galak amat...", jawabku balas menyindirnya.

"Biarin, weeekkk...", balasnya. "Jadi gimana, bisa ng'ga Sabtu ini? Mau ng'ga?", tanyanya lagi.

"Ahahaha... Oke, oke...", jawabku.

"Mau film apa? Yang romantis gitu loe suka ng'ga?", tanya Biru.

"Ah suka-suka aja...", jawabku.

"Oke kalo gitu, yang penting loe dateng aja dulu. Nanti semua gue siapin..!", balasnya dengan sigap.

"Oke sip!", jawabku ikut bersemangat.

"Eh iya, by the way loe suka ng'ga waktu gue kasih bunga?", tiba-tiba Biru bertanya masalah Bunga Mawar di 'kencan pertama' kami.

"Ng'ga!", aku pun langsung cepat menjawab.

"Idiiihhh... Serem ah galak lagi...", sahutnya sambil seperti menahan tawa.

"Awas loe malu-maluin gue kaya dulu. Jangan bawa-bawa bunga ke mall!", jawabku kesal.

"Hehehe... Masih ingat aja... Oke... Oke... Ng'ga bawa bunga kok', suwer...", balasnya.

"Okey, see you! Bye...", sahutku seakan ingin lekas mengakhiri percakapan kami.

"Kok' bye???", tanyanya sambil memelas.

"Loh' trus apa donk'?", tanyaku.

"Assalamu'alaikum...", jawabnya.

"Wa'alaikumussalam...", balasku.

"Nah... Gitu donk' kan tambah cantik jadinya...", jawabnya sambil kembali mengeluarkan jurus gombalnya.

Aku pun tak menjawabnya lagi dan langsung menutup telepon sambil tersenyum.


--------------------


Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Hari Sabtu yang sedari tadi pai sudah sangat cerah. Hari dimana aku memenuhi janji dengan Biru untuk menonton film romantis berdua. Tanggal 14 Februari.....


"Mbak Miii... Mbak Miii...", teriakku mencari Mbak Mi.

"Iya Neeeng... Mbak Mi di dapur...", jawab Mbak Mi yang ikut berteriak.

Aku pun menghampirinya sambil terburu-buru, "Mbak' kamu tau sepatu pergiku yang merah ng'ga di mana?!".

"Hmm.. Bentar, bentar..", sahut Mbak Mi yang dengan sigap mematikan kompornya dan langsung membantuku mencari sepatu.

"Ayo Mbaaakkk, di manaaa?", tanyaku yang mulai panik.

"Hmm.. Bukannya ada di garasi belakang yah' Neng'? Kan minggu lalu Neng Amel yang nyuci sendiri...", jawab Mbak Mi yang balik bertanya padaku.

"Masa sih'?! Hmm, coba ambilin donk' Mbak.. Aku mau lanjut ngeringin rambutku dulu nih'..", sahutku.

"Oke Neng'.. Nanti Mbak Mi taro di mana sepatunya?", tanya Mbak Mi lagi.

"Langsung taro di pintu depan aja yah'.. Makasih Mba..", jawabku sambil buru-buru kembali ke kamar untuk bersiap-siap.


((Gdebuuukkk!)) "Aduuuhhh!", aku pun menabrak Kak Odi yang berdiri di belakangku.

"Ameeelll...!!! Liat-liat dooonnnkkk...", celetuk Kak Odi kesal.

"Aduh, aduh, sorry Kak.. Gue juga juga kejedot nih'..", balasku.

"Lagian loe kenapa sih'?!", tanyanya.

"Gue buru-buru nih'..! Udah telat! Dah ah..", jawabku.

"Pak Trimaaan... Paaakkk... Di manaaa?", teriakku yang kali ini mencari Pak Triman.

"Iya Neeennnggg siaaappp...", jawab Pak Triman dengan sigap sambil buru-buru menghampiriku ke garasi mobil.

"Ayo cepetan Pak' udah telat nih'..", sahutku pada Pak Triman.

"Oke-oke Neng', tinggal berangkat..",jawab Pak Triman lagi.

((Bruuukkk)), aku pun menutup pintu mobil dengan kencangnya.

"Kita ke mana Neng'?", tanya Pak Triman.

"Biasa Pak', nonton ke Metropole..", jawabku.

"Oh.. Oke Neng siaaappp...", jawab Pak Triman sambil menyalakan mesin mobil.

"Ng'ga pake lama ya Pak', dah telat..", sahutku lagi.


Lihat selengkapnya