Akhirnya hari wisuda yang telah dinanti-nanti datang juga.
"Odiiiii..... Buruaaannn... Nanti Amelnya telat nih'!", Mamah pun meneriaki Kak Odi yang masih bersiap-siap di dalam kamarnya.
"Iya Di, Amel yang mau wisuda kok' kamu yang repot...", sambung Papah.
"Bentar, bentaaarrr... Aku bukannya lagi dandan. Aku lagi nge-charge kamera digitalnya dulu nih'...", jawab Kak Odi.
"Ya ampun Odiii... Mamah udah suruh dari kemarin juga...", sahut Mamah agak kesal.
"Iya, iya... Pada masuk mobil duluan gih'... Aku nyusul...", jawab Kak Odi lagi.
"Ya udah yuk' Mel kita duluan, yuk' Pah...", ajak Mamah padaku dan Papah.
"Semua udah kamu bawa kan Mel', ng'ga ada yang tertinggal?", tanya Papah memastikan.
"InsyaAllah semua udah siap kok' Pah...", jawabku.
"Ya udah yuk'...", ajak Mamah lagi.
Tak berapa lama setelah kami masuk ke dalam mobil, Kak Odi pun datang dan duduk di bangku paling depan.
"Udah dibawa kameranya Di'?", tanya Mamah.
"Udah, udah... Tenang... Tenang...", jawab Kak Odi dengan santai.
"Oh iya, Dhi.....", Mamah pun tiba-tiba menghentikan bicaranya.
"Apa Mah'?", tanya Papah yang jadi bingung.
"Eh ng'ga pa pa Pah... Maksud Mamah, nanti di mana kita duduknya?", tanya Mamah seperti mengalihkan pembicaraan.
"Hah'??? Ya di tenda orang tua murid Mah... Kan ada di undangannya...", jelasku.
"Iya nih' Mamah, gitu aja lupa...", celetuk Kak Odi.
"Iya deh, iya... Sorry Mamah lupa... Hmm, tapi kan Mamah ng'ga kaya seseorang yang baru nge-charge kamera pagi-pagi...", sindir Mamah pada Kak Odi.
"Ahahahaha... Udah, udah... Kok' jadi pada berantem...", sahut Papah dengan sabar mencoba melerai. "Pak Triman, nanti langsung turunin di depan gerbang sekolah yaa. Setelah itu Pak Triman langsung cari parkir...", sambung Papah lagi.
"Siap Pak'!", jawab Pak Triman dengan sigap.
"Kalau cari parkirnya susah, coba di tempat makan es krim biasa aja ya Pak'...", sahutku.
"Siap Neng'! Bereeesss...", jawab Pak Triman lagi.
Karena jalan menuju pintu gerbang sekolahku sudah penuh dengan atrean mobil, kami pun memutuskan untuk turun di perempatan jalan tak jauh dari sekolahku.
"Ameeelll...!", teriak Lana dari kejauhan.
"Lanaaa...!", teriakku sambil melambaikan tangan padanya.
"Amel mau duluan? Gih' ng'ga pa pa... Nanti Mamah, Papah sama Odi bisa langsung cari sendiri tempat duduknya...", sahut Mamah.
"Eh, emang ng'ga papa Mah? Beneran?", tanyaku memastikan.
"Beneran... Udah sana...", sahut Mamah lagi.
"Oke Mah, thanks yaa... Nanti Amel langsung nyamperin ke tenda orang tua kalo acara seremonialnya udah selesai ya", sambungku.
"Oke...", jawab Mamah.
--------------------
Masa-masa SMP yang begitu indah. Masa-masa SMP yang begitu indah. Meskipun diwarnai oleh kisah percintaan monyetku yang selalu membingungkan, aku beruntung masih bisa menikmati masa-masa SMP ini ditemani oleh kedua sahabtku, Diva dan Lana.
"Akhirnyaaahhh, lulus juga kitaaa!!!", teriak Diva.
"Ahahaha... Iya yah' ng'ga kerasa... Lana juga seneeennnggg...", sambung Lana sambil glendotan memelukku.
"Mudah-mudahan kita semua jadi diterima di SMA Gantara yah', biar bisa bareng lagi...", sambungku.
"Aamiin... Aamiin...", jawab Diva dan Lana kompak.
Di tengah tawa riang kami bertiga, tiba-tiba muncul suara dari belakangku. "Seneng amat Neng'...", celetuk Si Mr. X.
Aku pun langsung memalingkan badanku ke arah suara itu, dan betapa terkejutnya aku ternyata yang sedari tadi ada di belakangku adalah .....
"Lho'??? Kak Dhira???", sahutku kaget.
"Ahahahaha kaget yah'? Selamat yaa... Welcome to Putih Abu-abu Club...", sahutnya sambil memberikan buket bunga bernuansa merah muda yang diikat manis dengan pita berwarna senada.
"Ra'! Dhira! Woi!", kudengar suara Kak Odi di balik kerumunan memanggil Kak Dhira. Dan Kak Odi pun terihat berjalan menuju arah tempatku dan Kak Dhira berdiri.
"Mel'! JAngan bengong!", celetuk Lana.
"Eh, ya ampun... Sorry, sorry...", jawabku.
"Ahahaha... Hai Lan! Hai Va! Apa kabar?", tanya Kak Dhira dengan ramahnya.
"Baik Kak'...", Lana dan Diva pun kompak menjawab.
"Selamat juga yaa...", sambung Kak Dhira lagi.
"Hehe, thanks Kak'...", jawab Diva.
"Kakak kapan sam.....", belum selesai Lana berbicara Diva pun menarik tangan Lana.
"Eh Lan, loe bukannya tadi dicariin nyokap loe yah'??? Yuk' ah gue anter cari... Hmm, Kak Dhira sorry yah' gue sama Lana duluan...", sahut Diva yang kemudian memberikan kode pada KAk Dhira.
"Eh iya, iya ng'ga pa pa... See you ya!", balas Kak Dhira sambil melambaikan tangan pada Diva dan Lana.
"Dadah Kak Dhira...", jawab Lana sambil terbata-bata karena Diva sedari tadi sudah sibuk menarik tangannya.