Wilayah ini dikenal dengan titik 0 derajat garis khatulistiwa. Di satu titik terdapat sungai kapuas, sungai terpanjang di Indonesia yang memberikan panorama khas Kota Pontianak. Di seberang pelabuhan tertua yaitu pelabuhan Senghi terdapat masjid jami' peninggalan sultan kerajaan. Pendiri masjid sekaligus pendiri Kota Pontianak adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie. Ia seorang keturunan Arab, anak Al Habib Husein, seorang penyebar agama Islam dari Jawa. Al Habib Husein datang ke Kerajaan Matan pada 1733 Masehi. Al Habib Husein menikah dengan putri Raja Matan (kini Kabupaten Ketapang) Sultan Kamaludin, bernama Nyai Tua. Dari pernikahan itu lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang meneruskan jejak ayahnya menyiarkan agama Islam. Selain itu, juga terdapat beberapa suku dan budaya sehingga aku harus menyesuaikan dengan keadaanku. Sangat indah pemandangan ini jika di lihat dari atas pesawat.
Sedikit-sedikit aku tau tentang sejarah Pontianak karena waktu SD aku pernah dikasi tugas untuk menceritakan sejarah daerah yang ada di Indonesia. Di perjalanan, aku menikmati pemandangan yang ada dikota ini sungguh berbeda dengan Jakarta yang penuh sesak. Tak lama Ayah ku memecah keheningan didalam mobil.
"Nak?" kata ayah
"iya Ayah, ada apa?" kataku tetap memandang keluar jendela mobil.
"kamukan udah tamat SMA kamu gak pengen lanjut kuliah?" kata ayah
"hmmm... Pengen sih, cuma aku bingung mau ngambil jurusan apa". kata ku menundukkan kepala
"Ya udah kamu pikirkan dulu". Kata ayah.
Tak lama kemudian kami pun sampai di tepi jalan tepatnya dirumah yang tampak asri dengan cat warna hijau, didepannya terdapat pohon mangga dan kelengkeng yang berjejer rapi dan juga halaman yang cukup luas ditambah tempat duduk untuk santai. Aku pun membuka pintu dan keluar dari mobil.
Braaaakkk... Seseorang terjatuh menabrak pintu mobil ku.!!!
"Astagfirullahal'azim". Kataku terkejut.