Semesta selalu hadir mempersembahkan keindahannya. Memberikan pesona dan kenyamanan dalam kebisuan. Memberikan kelegaan pada setiap kepekatan yang menyesakkan batin. Pada setiap musim dengan segala unsur estetika. Musim berganti namun rasanya masih tetap sama, sama mempesona, sama rasa nyamannya dan sama indahnya.
Padang rumput yang luas dengan deretan bukitĀ Teletubbies sejauh mata memandang. Beberapa bunga dandelion tumbuh dan bermekar dengan indahnya. Kumpulan awan stratocumulus, yang beragam bentuk tampak seperti gelombang lautan.
Di bawah pohon beringin yang rindang nampak seorang gadis jelita berparas rupawan duduk bersandar menikmati keindahan alam yang memanjakan mata. Kesejukan dan semilir angin menerpa kulit gadis jelita berparas rupawan tersebut. Dengan diiringi lagu Christina Perri A Thousand Year menambah ketenangan dalam hati gadis belia yang sering diterpa badai kepedihan itu.
"Natalia....."
"Natalia..."
Terdengar teriakan dari rumah yang berjarak dua ratus meter darinya. Dengan sigap dia berlari menghampiri sumber suara.
"Iya,Bu.." jawabnya dengan terengah-engah.
"Dari mana saja kamu, hah? Cepat bereskan kamar Luna!" Perintah sang ibu dengan nada membentak.
"Iya, Bu.." jawab Natalia lalu pergi ke kamar Luna.
Sejak kecil Natalia hidup dengan keluarga Cesar. Tantanya Elodie Cesar, memperlakukan Natalia dengan sangat tidak adil karena Natalia adalah keponakan dari suaminya. Sampai Natalia tumbuh menjadi gadis cantik seperti sekarang perlakuan itu masih didapatkannya.
"Kok, kamu lama amat datangnya. Cepat bersihkan, sekalian cuci pakaian yang di sana," kata Luna sambil menunjuk tumpukan pakaian di sudut ruangan kamarnya. Sedangkan ia memainkan ponsel dan enggan bangkit dari ranjangnya.