Secret Love

Veronika Yunita
Chapter #2

Alarico Javier Erasmo

Erasmo Corp merupakan salah satu perusahaan terbesar dan terkenal di dunia. Berbagai bidang yang dikelolanya, seperti teknologi, industri dan barang produksi lainnya sangat sukses di pasaran. Hal itu tidak terlepas dari kesuksesan pemimpinnya.

Alarico Javier Erasmo adalah CEO perusahaan Erasmo Corp. Memiliki wajah yang tampan, postur badan tinggi seperti pemain bola basket dan memiliki kulit putih mulus yang membuat siapa saja akan jatuh hati ketika bertemu dengannya. Namun, dibalik wajahnya yang tampan terdapat sifat yang menakutkan yang mampu membuat siapa saja akan terbunuh oleh kata-katanya, mampu membekukan ruangan dengan sikap dinginnya dan manik hitamnya mampu menghujam hati siapa saja ketika wajah datar nan kejamnya tertatap.

Setelah tiga hari tanpa kehadirannya di perusahaan, membuat para pegawai bisa menghirup napas lega. Para pegawai bisa bekerja dengan santai tanpa ada tekanan dan tuntutan dari pemimpinnya. Tidak lupa pula pegawai tim desain perusahaan itu.

"Dengar-dengar hari ini Pak Javier masuk kantor setelah perjalanan dinasnya ke luar negeri," ucap seorang pegawai wanita yang datang pagi-pagi untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditundanya kemarin.

"Dengar-dengar juga begitu. Aku merindukan wajah tampannya namun aku takut dengan sikapnya." Seorang pegawai wanita yang mengenakan kemeja abu-abu menimpali.

"Tampan dan kaya namun kejam, siapa yang akan jadi pasangannya nanti jika sikapnya tidak berubah," jawab seorang pegawai yang ikut nimbrung dalam acara gosip pagi mereka itu.

Terdengar langkah kaki memasuki ruangan kerja tim desain itu. Semua yang asik mengobrol sontak melihat ke arah datangnya orang tersebut. Terlihat seorang wanita mengenakan pakaian seksi, sebuah kemeja warna putih dengan kerah membentuk huruf V yang memperlihatkan sebagian dadanya, rok hitam pendek di atas lutut menampakkan kaki jenjangnya yang putih mulus, semuanya terlihat mewah dengan blazer kuning yang dikenakannya. Tidak lupa pula sebuah kacamata hitam yang bertengger di hidungnya yang mancung.

"Lantai berapa ini?" tanyanya tanpa memberi salam terlebih dahulu.

"Lantai tiga belas," jawab seorang pegawai wanita dalam ruangan itu.

"Oupsh..," jawabnya seraya menutup mulutnya dengan anggun lalu keluar dari ruangan itu tanpa permisi dan berjalan menuju lift.

"Wanita itu bodoh atau buta? Jelas-jelas di lift ada tertulis menuju lantai berapa." Seorang pegawai mendengus kesal.

"Kayanya aku pernah lihat wanita itu. Wajahnya tampak familier," ucap seorang pegawai.

"Bukankah dia Inesa Zamora artis terkenal itu?" tanya seorang pegawai.

"Benar dia Inesa. Ada urusan apa di Erasmo Corp?" tanya seorang pegawai wanita yang mewakili perasaan bingung dari pegawai lainnya.

"Ada apa ini? Pagi-pagi sudah pada gosip," tanya manajer yang baru saja masuk dalam ruangan itu.

Lihat selengkapnya