Riri kembali serius nonton film drakor. Aku tak begitu suka menghabiskan waktu hanya duduk berdiam diri di kamar sambil nangis-nangis melihat film drakor. Aku lebih suka menghabiskan waktuku untuk jalan-jalan di mall.
"Mall yuk!" ajakku sudah mulai tenang.
"Tanggung nih, bentar lagi." Riri masih saja serius menatap layar TV.
"Bete nih di kamar terus, lanjutin nanti aja ya. Makan, shoping bisa bikin fresh pikiran."
"Oke." Jawab Riri sedikit malas menuruti kemauanku. Riri masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh wajahya.
Riri ke luar dari kamar mandi dan tampak segar. Mengganti pakaiannya dengan baju santai.
"Yuk ah dari pada bawel terus nonton juga nggak fokus." Ucap Riri tersenyum menggodaku. Aku beranjak lalu merangkul pundak sahabatku dan ke luar dari kamar.
"Eh non mau ke mana?" tanya ART Riri saat melihat kami terlihat buru-buru.
"Mbok, kita mau jalan kalau mama atau papa nelepon bilang aja aku jalan ama Ninda."
"Oh iya non sipp hati-hati." Ucap mbok sedikit gaul.
Kami pun ke luar rumah, aku sudah melupakan tentang perjodohan. Aku dan Riri terlihat ceria, seperti itulah Riri mampu membuatku lupa dengan masalah apapun.
"Nyokap bokap loe di mana Ri?"
"Oh mama papa ke luar kota, biasa mama selalu ngintilin ke mana papa pergi." Jawab Riri tersenyum.
"Bahaya papa loe nggak bisa macem-macem. Hahahaha" kelakarku menggoda.
"Hmm nggak lah dari dulu mama selalu ikut ke mana pun pergi papa yang ngajak. Dulu masih ada kakak di rumah gue nggak kesepian, sekarang kakak dah nikah ikut suami ya sedikit sepi sih."
"loe enak punya kakak, lah gue nggak pernah ngrasain punya kakak. Sendiri terus, nggak enak banget."
"Enak lah anak tunggal gitu loh, apapun dituruti sampai calon suami disediain. Hahahaha." Riri terus menggodaku.
"Hiihhh, resek dehh." Aku tampak manyun namun kami pun tertawa bersama.
Sepanjang perjalanan kami tampak happy. Aku sudah melupakan laki-laki culun itu, aku malas memikirkan masalah yang membuat pikiranku pusing.
Tiba-tiba ponselku berdering, aku mengambil ponselku di tas sambil tangan satuku mengendalikan setir mobil. Aku melihat layar ponselku, ternyata kekasihku yang menghubungiku.
"Ya hallo."
"Sayang, kamu di mana? Jalan yuk!"
"Emm, aku lagi mau jalan ama Riri, ini lagi mau ke mall. Atau kamu mau ikut jalan sama kita?"
"Emm, nggak akh. Kalian jalan aja dulu nanti malam bisa kan?" tanya Yuda penuh harap.
"Iya sayang, bisa kok." Jawabku manja. Riri hanya senyum-senyum mendengar obrolan kami.