Rumah tampak sepi hanya ada bi Lala di dalam, mama papa ada urusan itu yang bi Lala katakan padaku. Aku duduk dengan lesu di sofa di ruang tamu, menyalakan TV.
"Non, mau bibi buatin jus?" tanya bi Lala menghampiriku.
"Iya bi, buatin aku juga roti bakar ya!" ucapku tersenyum.
"Siap non." Wanita paruh baya itu pergi dari hadapanku dan menuju ke dapur.
"Ada apa sih dengan hidup ku dan hari ini hidup ku seakan berantakan. Aku harus bertemu dan membahas perjodohan. Sekarang Riri menginginkan aku putus dengan Yuda. Ada apa sih sebenarnya?" batin ku kesal.
Beberapa kali aku mengganti channel TV tak ada yang menarik bagiku. Bibi datang membawa jus jeruk dan roti bakar.
"Non ini jusnya."
"Makasih bi." Aku yang sudah merasa haus mengambil jus lalu meneguknya.
Setelah meminum jus aku berjalan ke belakang. Aku duduk di taman di dekat kolam renang. Suasana sejuk mampu membuat ku sedikit tenang. Aku meraih majalah yang ada di meja dan duduk di kursi panjang dengan santai.
Aku menghabiskan waktu sampai sore di taman. Mama papa belum juga kembali. Aku naik ke lantai atas dan bersiap mandi. Malam pun tiba aku hanya malas-malasan di kamar.
"Non, tuan sama nyonya udah nunggu mau makan malam." ucap bi Lala dari balik pintu.
"Malas bi nggak lapar." Jawab ku dengan nada malas.
Tak terdengar suara bi Lala, aku merebahkan tubuh ku dan sengaja mengunci kamar agar mama tak masuk.
"Ninda mana bi?"
"Udah kenyang nya."
"Oh ya udah bi."
Aku menerawang ke langit-langit kamar. Dada ku terasa sesak memikirkan perjodohan. Apalagi sebentar lagi akan dilangsungkan khitbah dan setelah itu menikah. Aku tidak bisa membayangkan jika harus menikah dengan pria yang tak aku cintai.
Aku mengambil ponsel ku memencet nomor Yuda. Berulangkali aku menghubunginya tapi Yuda tak menjawabnya.
"Kemana sih?" ucap ku kesal.
Tiba-tiba aku teringat ucapan Riri, aku mulai bertanya-tanya apakah itu benar. Tapi seketika aku menepis dan berusaha tak mempercayai sahabat ku.
Aku kembali menghubungi Yuda dan kembali tak ada jawaban. Karena rasa kantuk ku tak tertahankan aku memilih memejamkan mata.
Di apartemen tante Hana, Yuda menghabiskan malam bersama tante Hana.
"Siapa sayang, kenapa nggak diangkat?" tanya tante Hana manja di pelukan Yuda mereka sudah tak memakai sehelai benang di tubuhnya. Hanya saja selimut menutupi tubuh mereka berdua.
"Teman sayang." Jawab Yuda mencari alasan.