Cinta Tanpa Syarat

Eka
Chapter #10

Part 10

"Apa yang harus aku lakukan?" batin Indra berkecamuk. Indra duduk di taman belakang rumah termenung memikirkan apa yang harus dia lakukan.

Hari ini Indra sengaja tidak bekerja karena sengaja khusus ingin jalan-jalan bersama ku agar bisa saling mengenal.

"Nak, bagaimana tadi sama Ninda?" tanya mamanya mengejutkan lamunan Indra.

"Alhamdulillah baik ma." Jawab Indra mencoba menutupi yang sebenarnya.

"Dia wanita yang sholeha ya walaupun belum berhijab. Tapi mama lihat dia wanita yang bisa dibimbing tugas kamu jika sudah menikah bimbing dia menjadi lebih sholeha dengan memakai hijab."

Indra hanya tersenyum, bingung apa yang harus Indra lakukan. Mengatakan yang sebenarnya Indra belum siap, takut membuat kedua orang tuanya kecewa karena terlalu berharap.

"Kak, nggak diajak calonnya?" tanya Pipit adik Indra.

"Nggak dek, nantilah dia sibuk."

"Oh gitu, minta uang dong!"

Indra membuka dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang merah.

"Makasih kakakku tersayang, udah nikah jangan pelit ya." Ucap Pipit menggoda.

"Nggak lah dek." Indra tersenyum tulus pada adek semata wayangnya yang sudah kuliah semester 2.

"Kamu ini, minta uang terus ma kakak kamu. Cepat selesai kuliah terus kerja." Ucap mamanya Indra menggoda.

"Iya iya ma, kan uangnya papa banyak nggak usah kerja. Hahaha." Ucap pipi menggoda mamanya lalu berlalu dari hadapan mereka.

Mamanya Indra menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tingkah anak gadisnya itu.

"Ya udah mama liat bibi di dapur dulu, masak untuk makan malam."

"Iya ma." Jawab Indra lesu.

Indra dengan malas beranjak dan bergegas ke kamarnya untuk mandi. Karena hari sudah mulai sore. Hari ini Indra hanya berdiam diri di rumah. Hatinya gelisah memikirkan bagaimana dia menjelaskan pada kedua orang tuanya.

Hari menjelang malam, Indra ke luar dari kamarnya menuju meja makan. Mama papa dan adiknya sudah ada di meja makan.

"Kamu sakit nak?" tanya papanya heran melihat Indra lesu tak seperti biasanya. Mama dan adiknya menatap ke arah Indra.

"Nggak pa Indra hanya kecapean saja." Indra tersenyum lalu duduk diantara mereka. Mamanya mengambilkan nasi di piring mereka.

Mereka menikmati makanan tanpa sepatah katapun. Setelah makan malam papanya duduk di ruang tengah. Mama dan adiknya membantu bibi membereskan peralatan makan.

Indra dengan ragu-ragu berjalan menghampiri papanya. Duduk di sebelah papanya.

"Bagaimana pekerjaan kamu?"

"Lancar pa."

"Syukurlah, nanti kalau papa sudah tidak sanggup kerja kamu yang akan mengurus semua perusahaan."

Lihat selengkapnya