"Sudah mulai kuliah nak?"
"Iya pa." Jawabku sambil menikmati sarapan bersama mama dan papa.
"Gimana Indra?"
"Uhuk!" lagi-lagi aku tersedak dengan pertanyaan papa.
"Ninda, hati-hati kalau makan sayang!" mama memberiku segelas air putih.
"Kuliah yang rajin." Ucap papa lembut.
"Iya." jawabku lirih.
"Gimana kemarin apa kalian sudah membicarakan rencana ke depan bersama?" lagi-lagi papa bertanya soal Indra. Apapun yang menyangkut soal laki-laki itu seketika aku ingin marah.
"Pa, ma, Ninda harus berangkat kuliah!" ucapku meneguk susu hangat lalu mencium pipi mereka.
"Ninda, jawab pertanyaan papamu nak, main kabur-kaburan aja!" ucap mama bingung dengan tingkahku.
"Ninda mau kuliah ma takut terlambat." Jawabku mencium pipi mereka berdua.
"Hati-hati jangan ngebut bawa mobilnya!" ucap mama saat aku buru-buru ke luar rumah.
"Indra, Indra terus apa nggak ada topik yang lebih menarik apa bikin kesel!" aku menggerutu sambil berjalan menuju mobil.
Baru kali ini aku berangkat ke kampus sepagi ini, jam baru menunjukkan pukul 07.30 dan kukiahku pukul 09.00. Kali ini aku merasa seperti mahasiswi teladan itu karena aku malas mendengarkan pembicaraan mama papa tentang Indra.
Sepanjang perjalanan menuju kampus hatiku sangat kesal. Kenapa hidupku sekarang menjadi berantakan. Menjadi dewasa ternyata tidak menyenangkan. Aku rindu masa kecilku saat mama papa selalu memanjakanku tanpa menuntut apa-apa.
Aku meraih ponselku dan menghubungi Fita. Berulangkali aku menghubungi Fita tapi ponselnya tak aktif. Aku merasa kesal lalu menghubungi Riri sambil nyetir mobil. Aku ingin Riri cepat ke kampus karena aku tidak mau di kampus sendirian.
"Ya hallo," jawab Riri dengan nada serak khas orang baru bangun tidur.
"Masih tidur loe?"
"Emmmm, iya!" jawab Riri seperti menggeliat.
"Bangun dong, malas banget deh!" ucapku kesal.
"Masih pagi Nin, emang ada apa sih?"
"Gue udah berangkat ke kampus, gue tunggu di kampus ya!" ucapku memohon.
"Lah, nggak ngak ngak...!" Riri dengan malas menolak permintaanku.
"Please Ri, ayolah bangun bete kalau di kampus sendirian."
"Ya loe aneh, biasanya loe paling lambat datang. Ini masih pagi ngapain loe, ada-ada aja." Jawab Riri masih malas-malasan di tempat tidurnya.