Di perusahaan Indra tampak murung. Tidak seperti biasanya dia sangat semangat dalam melakukan pekerjaannya. Hari ini dia merasa tak semangat dan merasa bersalah karena sudah membuat kecewa kedua orang tuanya.
Indra termenung di meja kerjanya, bersender di kursi dengan lesu. Laptop tetap menyala di depannya.
Klek
Suara pintu terbuka, Indra menatap ke arah pintu. Tatapan lesu dan terdiam.
"Sepertinya lagi tidak enak badan bang?" tanya Danang manajer Indra yang sudah seperti adik sendiri.
"Iya nih sedikit kecapean aja." Jawab Indra lesu.
Danang menatap lekat-lekat wajah bosnya yang tak seperti biasanya. Sambil melihat laporan tentang dana perusahaan, sesekali Indra menarik napas panjang dan menghembuskannya.
"Ada masalah?" tanya Danang penasaran, Indra adalah bosnya yang sudah dia anggap seperti kakak sendiri yang selalu curhat saat ada masalah.
"Iya seperti itu, kita ke cafe sambil makan siang nggak enak cerita di kantor!" jawab Danang lesu.
"Oke." Danang melihat jam dipergelangan tangannya yang masih menunjukkan pukul 11.00. Tidak seperti biasanya bos yang sangat disiplin dengan waktu tampak mengajaknya makan siang di jam yang masih jam kerja.
"Assalamualikum." Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara gadis anggun berhijab syar'i dengan senyuman manisnya. Dia Mirna, sekretaris Indra yang sudah bekerja padanya selama dua tahun.
"Wa'alaikumussalam." Jawab mereka tersenyum.
"Maaf mengganggu pak." Ucap Mirna merasa tak enak.
"Ohh nggak Mirna, aku udah selesai kok silahkan." Ucap Danang lembut lalu beranjak dari kursi.
"Pak saya permisi." Ucap Danang hormat, seperti itulah hubungan mereka. Danang pandai menempatkan diri.
"Silahkan Mir, mana berkasnya?" ucap Indra tersenyum lesu.
"Ini pak!" Mirna menyerahkan berkas, Indra mengoreksi dan menandatangani. Mirna menatap lekat-lekat bosnya. Mirna berpikir jika bosnya sedang kurang sehat.
"Maaf pak, apa bapak lagi kurang sehat?"
"Oh, iya mungkin kecapean Mir." Jawab Indra tersenyum.
"Istirahat pak, jangan terlalu dipaksakan!"
"Iya Mir, terimakasih. Oya, besok kita meeting dengan client siapkan berkas-berkasnya ya."
"Siap pak, saya permisi. Assalamualikum"
"Wa'alaikumussalam." Jawab Indra lalu menatap ke layar laptop dan mematikannya.
Mirna ke luar dari ruangan bosnya. Di depan pintu dia berdiri dan melihat ke dalam menatap Indra yang tengah termenung sambil menutup laptopnya.
"Andai bapak tau perasaan Mirna, Mirna menyukai bapak. Kebaikan bapak, kesederhanaan bapak. Disetiap doa Mirna selalu tersisip nama pak Indra." Batin Mirna sayu lalu menarik napas panjang dan kembali ke ruangannya.
Danang yang baru ke luar dari ruangannya melihat Mirna yang diam-diam memperhatikan bosnya.
"Semoga kalian berjodoh, laki-laki yang baik akan berjodoh dengan wanita yang baik. Kalian sangat cocok, semoga kamu cepat ketemu jodohnya bang. Aku berharap kamu berjodoh dengan Mirna, gadis yang sangat baik sholeha yang bisa menjadi istri yang baik." Bisik Danang tersenyum.
Danang menunggu bosnya duduk di ruang tunggu. Tak lama muncul Indra dan menghampirinya.