Kabar server Puskom berhasil dibobol oleh mahasiswa Teknik menyebar dengan cepat. Awalnya, mereka yang berada di TKP alias Tempat Kejadian Perkara bercerita kejadian sebenarnya dengan penuh semangat. Namun, sebagian besar yang mendengar berita itu dari orang lain, menceritakannya kembali dengan tambahan di sana-sini yang akhirnya menjauh dari aslinya.
Kampus geger! Sosok misterius yang diketahui adalah seorang mahasiswa Teknik, ditangkap karena membobol server Puskom. Dia tertangkap basah saat mencoba melakukannya lagi dan mengaku melakukannya karena iseng. Jadi, apakah sistem kampus kita ini lemah sehingga bisa diserang oleh seorang amatir?
Jika dijadikan sebuah berita, mungkin seperti itulah isinya. Sampai saat ini tidak banyak yang tahu bahwa pelakunya adalah Oka, selain yang berada di sana. Karena itu, banyak nama-nama atau sosok yang mereka sebutkan demi memuaskan rasa ingin tahu mereka. Ada yang menyebut pelakunya adalah badan intelejen pemerintah yang menyamar. Ada pula yang mengatakan pembobol itu adalah makhluk luar angkasa alias alien yang ingin menjajah Bumi.
Pelaku sebenarnya, yaitu Oka hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. “Ada-ada aja,” ujarnya.
“Tapi, kamu keren lho, Ka.” Sisil yang saat itu sedang bersama Oka, memuji sambil mengacungkan jempol. Saat itu mereka baru saja dari kantin dan mendengar hal itu dari pembicaraan anak-anak lain. “Nggak nyangka kamu bisa utak-atik komputer sama servernya. Padahal kuliahmu Sipil. Apa nggak salah jurusan?” lanjutnya dengan penuh kekaguman.
“Dari kecil aku memang suka komputer sih. Utak-atik sendiri, bikin program sendiri sampai pernah ledakin satu set komputer,” jawab Oka sambil terkekeh mengenang kejadian saat dirinya masih kelas tiga SD.
Sisil tampak takjub hingga mulutnya terbuka dan matanya terbelalak lebar. “Kok bisa? Terus, kamunya gimana? Nggak gosong gitu kayak yang di film-film kartun? Nggak dimarahin?” cecar Sisil antusias mengetahui sisi lain Oka.
“Ya, dimarahin sih. Tapi tetep dibeliin lagi dan masih utuh sampai sekarang.” Oka tertawa lagi.
“Beneran keren kamu, Ka. Aku jadi iri,” puji Sisil lagi. “Terus, kalau suka, kenapa nggak ambil jurusan Informatika aja?”
“Hmm ….” Oka berpikir sejenak, lalu mulai bercerita. “Aku tuh suka komputer dan kelistrikan. Dulu sih mau ambil salah satu jurusan itu. Tapi, setelah dipikir-pikir, dua hal itu aku bisa pelajari sendiri di rumah. Coba kalau Sipil. Rumah atau bangunan siapa yang mau dijadiin percobaan? Kalau hancur, roboh, gimana? Komputer masih bisa diganti, beli lagi. Listrik ya urus kabel-kabelnya. Rumah? Gedung?”
Sisil mengangguk-angguk. “Iya juga, ya. Wah, cerdas juga kamu mikirnya, Ka!”
Oka tersenyum bangga sambil mengusap ujung hidungnya.
“Yang aku heran, ya, Ka … kamu ini jelas pinter, juga cerdas. Tapi kok bisa-bisanya nilaimu jelek? Hampir di-D.O lagi!” Sisil sungguh tidak bisa memahaminya. Dilihat dari sisi mana pun, rasanya tidak masuk akal. Tapi nyata!
Oka tertawa lagi. “Nasib,” jawabnya santai.