Cinta Terlarang di Tanah Jajahan

Desy Cichika
Chapter #17

Jejak Rahasia Dalam Tatapan



Senara meletakkan cangkir satu per satu dengan tenang. Tapi saat ia sampai di hadapan Souta dan Renji, tangannya sedikit gemetar.

“Terima kasih,” ucap tetua desa.

Mata Senara memancarkan sedikit ketakutan, namun juga ada jejak keterkejutan melihat Renji duduk di sana, di samping Souta Takeyama yang kejam. Darah Renji berdesir, takut Souta akan menangkap momen itu. Ia menunduk, mencoba terlihat fokus pada cangkirnya.

Souta melirik Renji, kemudian kembali menatap Senara dengan tatapan yang intens. “Ah, ini dia. Gadis yang sering disebut-sebut karena kecantikannya, bukan?” ujarnya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya, namun ada nada yang mengancam di dalamnya. “Senara, kalau tidak salah. Betul kan?”

Senara menegang. Nampan di tangannya sedikit bergetar. Ia mengangkat wajahnya, menatap Souta dengan tatapan yang tenang namun dingin. “Ya, Tuan Kolonel.”

Souta terkekeh pelan. “Gadis secantik ini… sungguh disayangkan jika ternyata terlibat dalam urusan kotor seperti pemberontakan. Wajah seperti ini seharusnya menjadi inspirasi, bukan sumber masalah.” Matanya menyapu wajah Senara, seolah menelanjanginya, membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

Senara hanya menunduk. Tidak menjawab.

Muzaffar bersuara tenang, tapi penuh tekanan. “Adik saya tidak terlibat urusan politik, Tuan Takeyama. Ia hanya gadis kampung yang membantu lumbung dan dapur umum.”

Souta menoleh ke Muzaffar. Tatapannya seperti pisau tumpul—menekan perlahan, menusuk pelan. “Justru itu yang membuatnya... berbahaya. Perempuan yang tak terlihat, tapi bisa masuk ke tempat-tempat yang tidak dijaga.”

Renji mengepalkan tangan di atas lutut. Merasakan amarah membuncah di dada, ingin sekali ia mencengkeram kerah baju kakaknya. Tapi ia tahu ia harus diam. Diam. Diam.

Muzaffar, yang selama ini mengamati, menangkap momen itu dengan jelas. Ia melihat bagaimana tatapan Renji dan Senara bertemu, walau hanya sekilas. Ia melihat bagaimana mata Renji mengikuti Senara, dan bagaimana Senara sedikit menunduk saat Souta memandangnya.

Ada sesuatu yang aneh dalam interaksi singkat itu. Terlalu lama. Terlalu... akrab. Firasat tidak enak mulai menggerogoti benaknya.

Lihat selengkapnya