Cinta Terlarang di Tanah Jajahan

Desy Cichika
Chapter #31

Janji di Tengah Perang

“Aku harus pergi Nara-chan,” bisik Renji sambil membelai rambut Senara, “kalau tidak... Souta Nii-san akan melakukan hal yang sangat buruk padamu. Dia bukan orang yang bisa memberikan keringanan pada siapa pun.”

Senara menggigit bibir. Alasan Renji membuatnya tak bisa menahan linangan air mata.

“Berapa lama...?”

Renji menatapnya. “Mungkin dua minggu. Mungkin lebih. Aku tak tahu pasti.”

Senara mengangguk pelan, tapi matanya mulai basah. “Apa kau akan kembali?”

“Aku akan kembali,” jawab Renji tanpa ragu. “Apa pun yang terjadi. Aku bersumpah.”

“Janji saja tak cukup di zaman perang, Renji.” Suaranya lirih, patah.

Renji meraih wajahnya, menatap gadis itu dalam-dalam. “Aku tak pernah menjanjikan hidup yang mudah, Nara-chan. Tapi aku menjanjikan satu hal—aku akan memilihmu, bahkan saat dunia menyuruhku untuk membunuhmu.”

Senara menahan napas. “Kalau kau mati, aku harus bagaimana?”

Renji tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya menarik tubuh gadis itu ke pelukannya lagi. Lama. Lama sekali.

Tangan Renji menyusuri garis tubuh Senara seperti menghafal setiap inci, seolah ingin menyimpannya dalam ingatan. Gerakannya lambat, sangat lambat. Bukan karena ragu. Tapi karena malam itu tak akan terulang.

“Aku ingin mengingatmu seperti ini,” bisik Renji di telinganya.

“Kalau ini terakhir kalinya,” jawab Senara pelan, “maka jangan berhenti malam ini.”

Renji menatapnya. Lalu mengangguk pelan. “Malam ini... hanya untukmu.”

Dan mereka kembali menyatu.

Kali ini, lebih dalam. Lebih sunyi. Gerakan mereka hanyut dalam irama yang nyaris tak terdengar.

Di tengah hujan yang belum juga reda, Mereka melakukannya lagi. Dan lagi. Seperti dua gelombang kecil yang saling mengejar ke tepian. Satu kali. Dua kali. Tiga. Secara perlahan, penuh kesadaran bahwa malam itu mungkin satu-satunya yang bisa mereka miliki.

Tak ada kata-kata, hanya napas. Tak ada janji, hanya pelukan. Tapi keduanya tahu, malam itu akan mengubah segalanya.

Lihat selengkapnya