Cinta Terlarang di Tanah Jajahan

Desy Cichika
Chapter #52

Luka yang Menyatukan

Senara mendongak, pandangannya basah oleh genangan.

“Aku masih di sini, masih bernapas. Semua karena kau tidak pernah menyerah.” Renji tersenyum, meyakinkan kalau semua baik-baik saja.

Air mata Senara makin deras. Ia menggelengkan kepala, seakan menolak kalimat itu. “Itu bukan karenaku, tapi karena kau terlalu keras kepala untuk mati. Kalau aku tak ada... kau tak perlu menghadapi bahaya seperti ini.”

Renji tersenyum, lalu menunduk sedikit, kembali mengecup lembut ubun-ubunnya.

“Bodoh,” bisik Renji. “Kalau kau tidak ada… aku tidak punya alasan untuk bertahan.”

Senara menutup mata, membiarkan air matanya jatuh tanpa malu. Tangannya gemetar saat membalut luka Renji dengan kain seadanya. Ia melakukannya perlahan, penuh hati-hati, seolah setiap simpul perban adalah doa agar lelaki itu tetap hidup.

Renji menatapnya tanpa berkedip. Ada rasa sakit di tubuhnya, tapi ada kehangatan yang jauh lebih besar di dadanya. “Setiap kali kau merawat lukaku, aku merasa… bukan hanya tubuhku yang disembuhkan. Hatiku juga.”

Senara terisak kecil. “Kau terlalu pandai berkata manis.”

Renji tersenyum samar. “Aku hanya berkata jujur. Dan jujur itu manis karena ada kau.”

Senara menunduk lagi, menyelesaikan balutan di pinggangnya. Tangannya gemetar, namun kali ini bukan karena lemah, melainkan karena perasaan yang meluap. “Kalau kau tahu betapa aku takut kehilanganmu… mungkin kau akan berhenti menertawakan rasa takutku ini.”

Renji kembali mengelus kepalanya, jemarinya menekan lembut seakan ingin menenangkan. “Aku tidak akan pernah menertawakanmu. Aku hanya ingin kau percaya… aku akan selalu kembali padamu, Nara-chan.”

Senara tak kuasa menahan air matanya lagi. Ia merebahkan wajahnya di dada Renji, mendengar detak jantung yang masih keras berdentum. Tangannya menggenggam erat seragam lusuh itu, seakan tak mau melepaskannya.

Renji membalas dengan memeluknya, meski tubuhnya sakit. “Jangan menangis lagi. Kau sudah terlalu lama menangis karenaku.”

“Tapi aku tak bisa berhenti…” suara Senara pecah. “Aku terlalu takut…”

Renji menutup mata, menenggelamkan wajahnya di rambut Senara yang lembap. “Kalau begitu, biarkan aku yang menjadi alasan untuk menghentikan tangisanmu. Aku akan tetap ada di sini. Selama aku bernapas, aku akan melindungimu.”

Di dalam gua lembap itu, Senara mengikat luka Renji dengan cinta, dan Renji memeluknya dengan kehangatan. Dunia di luar bisa runtuh, tapi mereka tetap memilih saling menggenggam.

Lihat selengkapnya