Cinta Terlarang di Tanah Jajahan

Desy Cichika
Chapter #57

Ini Rumah Kita



Senara terdiam, lalu wajahnya makin merah. “B-bodoh. Kalau begitu, turunkan saja aku.”

Renji menggeleng cepat, menunduk menatap wajahnya yang masih tertutup kain. “Tidak. Aku cuma ganti cara.”

Dengan gerakan hati-hati, ia menurunkan Senara perlahan ke tanah, lalu berjongkok, menepuk punggungnya. “Naiklah. Gendong punggung akan lebih aman… dan lebih lama bisa kubawa.”

Senara terkejut, tapi akhirnya menurut. Ia naik ke punggung Renji, kedua tangannya melingkar di bahunya, pipinya menempel di bahu kokoh pemuda itu.

Renji menghela napas lega, lalu melanjutkan langkah. “Nah, begini lebih baik. Kau juga bisa dengar detak jantungku kalau takut tersesat.”

Senara tersenyum kecil, suaranya nyaris berbisik. “Aku sudah mendengarnya bahkan sebelum ini…”

Renji terdiam sejenak, lalu tersenyum samar meski ia tahu Senara tak bisa melihatnya.

Mereka menembus hutan dengan keheningan hangat, hanya diwarnai canda kecil dan napas yang saling bersahut. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada kejutan yang telah Renji persiapkan.

Akhirnya, langkah mereka berhenti. Renji menurunkan Senara perlahan, memastikan ia berdiri di tanah yang rata.

“Sekarang… aku akan membuka kainnya.”

Jantung Senara berdegup cepat. Tangannya sedikit gemetar. Renji melepaskan ikatan kain, dan cahaya matahari langsung menyilaukan pandangannya.

Senara tertegun.

Di hadapannya terhampar padang rumput luas, bunga-bunga liar menari diterpa angin. Warna-warni bunga itu seolah menyalakan langit biru. Udara di sana lebih segar, lebih bebas, lebih… hidup.

“Ya Tuhan…” Senara menutup mulutnya, air matanya mengalir tanpa sadar. “Renji… ini… indah sekali.”

Ia mengangkat tangannya, meraba-raba udara yang penuh aroma manis bunga liar, seolah ingin memastikan pemandangan itu bukan ilusi.

Renji berdiri di sampingnya, menatap wajah Senara lebih lama daripada bunga-bunga itu. “Aku menemukannya tadi pagi. Dan aku tahu… kau harus melihatnya.”

Lihat selengkapnya