Cinta Terlarang di Tanah Jajahan

Desy Cichika
Chapter #87

Anak Didik Sang Samurai



Para tetua keluar dengan wajah tegang namun lebih terarah. Warga segera bergerombol, menunggu kabar.

Renji tidak ikut berhenti di tengah kerumunan. Ia berjalan lurus, Lukas, Ero, dan Jau segera menyusulnya. Mereka berhenti di sebuah sudut teduh di belakang rumah Radakng.

Sensei,” bisik Lukas, “apa yang harus kami lakukan?”

Renji menatap mereka bergantian, suaranya rendah namun tegas.

“Lukas, kau tetap di sisiku. Jadi tangan kananku. Kau yang pastikan semua lelaki lain mengikuti arahan para tetua. Jangan ada yang bergerak tanpa aba-aba.”

Lukas mengangguk cepat, sorot matanya mantap.

“Jau,” lanjut Renji, “kau urus jalur evakuasi. Kalau keadaan memburuk, pastikan perempuan dan anak-anak bisa keluar lewat jalan hutan. Gunakan tenagamu untuk bantu bikin penghalang atau jebakan, kalau memang terpaksa.”

Jau mengepalkan tangan, wajahnya tegang tapi penuh tekad.

Renji lalu beralih ke Ero. “Kau jadi mata kita. Aku yakin Jepang tidak akan cuma diam. Pergilah ke perbatasan, awasi. Kalau mereka datang lebih awal, segera kembali dan beri tahu kami. Jangan coba-coba jadi pahlawan sendirian. Tugasmu hanya mengabarkan.”

Ero menelan ludah, namun ia mengangguk dengan sungguh-sungguh. “Mengerti, Sensei.”

Renji menekankan sekali lagi, “Kalian bertiga… ini saatnya membuktikan latihan kalian bukan main-main. Tapi ingat, jangan gegabah. Kalau tidak ada aba-aba dariku atau para tetua, tidak seorang pun bergerak. Mengerti?”

“Mengerti, Sensei!” jawab mereka serempak.

Wajah tegang, tapi ada cahaya menyala di mata mereka. Inilah momen yang selama ini mereka tunggu... pembuktian hasil latihan bersama Renji.

Lihat selengkapnya