Souta bangkit. Ia mengambil Katana yang disandarkan di dinding, mengamati bilahnya sekilas. Ia mengembalikannya ke tempat semula.
“Simpan ini, Renji. Untuk Haruki, jika dia dewasa nanti dan ingin tahu apa yang Ayahnya pertahankan.”
Souta menatap Renji dan Senara. Perpisahan ini terasa final.
“Aku harus pergi.”
Kali ini, Renji tanpa sungkan memeluk Souta yang kaku dan dingin. Pelukan yang lama, dipenuhi penyesalan, pengampunan, dan cinta persaudaraan yang tak terucapkan.
“Sayōnara, Nii-san. Jaga diri di Jepang,” bisik Renji.
Souta hanya mengangguk, membalas pelukan itu sebentar saja, lalu melepaskannya.
Ia pergi, diikuti Tanaka dan rekannya, meninggalkan Renji dan Senara dalam keheningan yang kini terasa penuh harapan.
Senara memegang hanko itu erat-erat. Ia tahu, di balik sikap dinginnya, Souta telah memberikan restu penuh dan janji perlindungan pada keluarga kecil ini.
Sore itu, angin berembus perlahan, menggoyangkan tirai anyaman bambu di depan pondok. Cahaya matahari memantul di permukaan sungai, menimbulkan kilau keemasan yang menenangkan.
Renji mendekat, menyentuh bahu Senara dari belakang.
“Dia mungkin tak bisa mengatakannya dengan kata-kata,” ujar Renji lembut. “Tapi aku tahu... Souta Nii-san menyayangimu seperti saudara sendiri.”
Senara tersenyum tipis, menatap jauh ke arah jalan setapak yang baru saja dilewati Souta.
“Aku tahu,” bisiknya. “Dan aku bersyukur... karena akhirnya dia melihat Haruki.”
Renji memeluk bahunya.
Untuk pertama kalinya sejak perang berakhir, kedamaian terasa nyata.
Hening yang bukan karena kehilangan—melainkan karena kehidupan baru yang akan dimulai.
Lalu, adegan itu perlahan memudar. Cahaya sore berganti dengan warna kuning tua kertas, dan suara gemerisik halaman buku terdengar samar.
***
“Matahari sore... begitu hangat, ya, Obaa-chan.”
Suara Zalya mengalun lembut, memecah keheningan kamar yang hanya diterangi sinar lampu yang redup.
Senara tersenyum samar. Rambut putihnya berkilau keperakan di bawah cahaya itu. Di pangkuannya, buku tua berisi foto-foto hitam putih dan lembaran surat lama masih terbuka.