"Ghea, tolong antar aku ke kamar mama sama papa."
"Iya Gita," Ghea mengantar Gita ke kamar, Gita membuka lemari pakaian orang tuanya. Gita mencium baju mereka, Gita menangis. Ghea terdiam, Ghea bingung harus bagaimana.
Ghea dan Gita makan malam bersama, "Ghea, nanti kita tidur di kamar papa sama mama tidak apa?"
"Iya Gita, aku akan temani kamu." Ghea tersenyum.
"Terima kasih Ghea," Gita tersenyum, mereka tidur di kamar orang tua Gita.
"Dulu, aku sering tidur dengan papa mama. Mereka selalu tersenyum bahagia, aku tidak pernah melihat mereka bertengkar." Gita tersenyum namun air mata membasahi pipinya.
"Iya, aku selalu melihat om dan tante tersenyum bahagia." Ghea mengingat Joko dan Fitri yang selalu baik padanya, Gita menghapus air matanya.
"Aku ingin suatu hari nanti, bisa bahagia bersama kak Vero." Gita tersenyum menatap Ghea.
"Jika kalian berjodoh, kalian pasti bahagia bersama seperti papa dan mama kamu." Ghea tersenyum menatap Gita.
"Terima kasih Ghea, kamu selalu ada untuk aku. Aku bahagia memiliki kamu, aku janji akan lakukan apapun untuk kebahagiaan kamu." Gita tersenyum.
"Aku bahagia jika kamu bahagia, sekarang kita tidur. Besok kamu sekolah?"
"Iya Ghea, aku harus belajar sesuai keinginan orang tuaku." Gita tersenyum.
"Ya sudah, besok kita berangkat bersama, selamat malam Gita." Ghea tersenyum, Gita dan Ghea tertidur.
Gita bermimpi bertemu kedua orang tuanya di taman, Gita menangis melihat kedua orang tuanya berada didepannya.
"Sayang, mama sama papa minta maaf sudah meninggalkan kamu sendiri. Ini semua takdir, kamu harus kuat menghadapinya." Fitri tersenyum menatap putrinya.
"Aku ingin ikut papa sama mama," Gita menangis, Gita menghapus air matanya.
"Tidak sayang, sekarang bukan waktunya kamu ikut kami. Hidup kamu masih panjang, percayalah pada kami. Kamu akan hidup bahagia." Joko tersenyum menatap putrinya.
"Bagaimana jika papa salah? Bagaimana jika aku sendiri?" Gita menangis menatap kedua orang tuanya.
"Kamu tidak pernah sendiri, kamu masih memiliki orang yang menyayangimu. Seperti Ghea, tante Reva dan om Agung." Fitri tersenyum menatap putrinya.
"Tapi aku hanya ingin papa dan mama," Gita menangis.
"Ingat pesan kami, kami akan selalu ada dihatimu." Joko tersenyum, Joko dan Fitri menghilang.
"Pa, ma. Jangan tinggalkan Gita," Gita berteriak memanggil kedua orang tuanya, Ghea terbangun karena mendengar suara Gita.
"Gita bangun," Ghea membangunkan Gita, Gita terbangun.
"Ternyata cuma mimpi," Gita menangis, Ghea memeluk Gita.
"Kamu bermimpi apa Gita?"
"Aku bertemu papa dan mama di mimpi," Gita menangis dipelukan Ghea.
"Mungkin mereka mengkhawatirkan kamu, kamu harus mengikhlaskan kepergian mereka Gita." Ghea memeluk sahabatnya.