Ghea dan Henry pergi ke rumah Ghea, Reva dan Agung keluar dari mobil. Mereka melihat mobil Henry berhenti.
"Sore om, sore tante." Henry keluar dari mobil dan tersenyum dengan ramah.
"Ternyata kamu laki-laki yang baik ya Henry, kamu mengantarkan putri saya pulang sore hari." Agung tersenyum bahagia.
"Saya sangat mencintai Ghea, saya tidak pernah ingin menyakiti Ghea." Henry tersenyum menggenggam tangan Ghea.
"Tante percaya, kamu sangat mencintai Ghea. Tatapan mata kamu sudah menjelaskan semuanya," Reva tersenyum.
"Papa dan mama, jangan berlebihan."
"Papa tidak berlebihan sayang, Henry memang laki-laki yang baik. Oh iya Henry, mau makan malam bersama?"
"Saya mau makan malam bersama," Henry tersenyum dengan ramah.
"Ya sudah, ayo kita masuk." Reva dan suaminya masuk ke rumah lebih dahulu, Ghea dan Henry ikut masuk ke dalam rumah. Mereka selesai makan malam, Ghea menatap curiga pada orang tuanya.
"Sering-sering makan bersama kami, kami merasa punya anak laki-laki." Reva tersenyum bahagia.
"Iya tante, saya usahakan." Henry tersenyum.
"Papa dan mama jangan memaksa Henry, kasian Henry." Ghea menahan marah.
"Iya sayang, kami tidak memaksa Henry. Kami ingin Henry memiliki banyak waktu bersama kamu dan kami," Agung tersenyum, Henry menggenggam tangan Ghea yang berada disamping.
"Saya juga bahagia bisa makan bersama Ghea, om dan tante. Kalau begitu, saya pamit pulang ya om tante." Henry tersenyum.
"Iya Henry, hati-hati di jalan ya." Reva tersenyum dengan ramah.
"Iya tante, kalau begitu permisi." Henry tersenyum, Henry berdiri dan pergi dari rumah. Ghea mengantarkan Henry sampai di mobil.
"Aku pamit ya sayang, besok aku antar jam berapa?"
"Tidak perlu sayang, aku bisa berangkat sendiri." Ghea tersenyum.
"Kamu yakin? Besok aku ada meeting sampai siang hari," Henry merasa bersalah.
"Iya tidak apa-apa sayang, aku tahu kamu sibuk." Ghea tersenyum.
"Ya sudah, aku pulang dahulu. Bye sayang," Henry tersenyum bahagia.
"Bye sayang," Ghea tersenyum, Henry pergi. Ghea masuk ke dalam rumah, Ghea duduk di ruang keluarga bersama orang tuanya.
"Sebenarnya ada masalah apa dengan Gita? Sehingga kita merahasiakan dari Gita?" Agung bertanya dengan serius, Ghea terdiam.
"Kenapa kamu diam sayang?" Reva bertanya dengan serius.
"Henry sebenarnya pacar Gita, tapi Henry tidak pernah mencintai Gita." Ghea menatap orang tuanya dengan sedih.