Cinta untuk sahabat

Widayanti
Chapter #12

Menghabiskan waktu bersama #12

Pagi harinya, Gita dan Ghea pergi ke kampus jam 7 pagi. Mereka berangkat bersama dengan mobil Gita, mereka pergi ke kelas masing-masing.

Jam 11 siang Ghea selesai kelas, Henry video call Ghea.

"Iya sayang, ada apa?"

"Kamu ada dimana? Aku sudah di parkiran." Henry tersenyum bahagia.

"Kamu serius sudah di parkiran? Bukannya kamu sibuk?" Ghea bingung.

"Karena hari ini aku sibuk, jadi aku ingin kamu ada di sampingku." Henry tersenyum bahagia, Ghea pergi ke parkiran.

"Ghea tunggu," teman laki-laki Ghea menghentikan langkah Ghea, Ghea menoleh dan serius mendengarkan perkataan Fauzan.

"Iya Fauzan, ada apa?"

"Hari minggu, kamu sibuk tidak?"

"Tidak sibuk, memang ada apa?"

"Aku ingin mengajak kamu jalan-jalan, kamu mau?" Henry cemburu melihat dan mendengarkan obrolan Ghea dan Fauzan di depan matanya.

"Sebenarnya tidak ada, tapi aku ingin menghibur Gita. Akhir-akhir ini Gita sedih karena Bintang, maaf ya Fauzan." Ghea tersenyum dengan canggung.

"Iya tidak apa-apa, kalau begitu aku pergi. Bye Ghea," Fauzan pergi, Ghea merasa kasihan pada Fauzan. Ghea pergi ke parkiran, Henry mengakhiri panggilan telepon.

"Maaf sayang, menunggu lama." Ghea masuk ke dalam mobil, Ghea tersenyum menatap Henry.

"Tadi laki-laki yang berbicara dengan kamu siapa?" Henry bertanya dengan serius.

"Namanya Fauzan, dia teman sekelas aku." Ghea tersenyum menjelaskan semuanya.

"Kamu tidak ada perasaan dengan dia?"

"Kamu cemburu dengan Fauzan? Aku hanya menggangap dia teman, kalau aku punya perasaan dengan Fauzan. Aku tidak mungkin memilih kamu," Ghea tersenyum menggenggam tangan Henry.

"Terima kasih sudah memilih aku, aku akan membuat kamu bahagia." Henry tersenyum.

"Sekarang kita mau kemana?" Ghea tersenyum.

"Aku mau ajak kamu ke kantor, karena aku ada meeting jam 1 sampai jam 2. Setelah meeting, kita jalan-jalan. Kamu setuju atau aku antar kamu pulang?" Henry tersenyum.

"Aku akan tunggu kamu selesai meeting di kantor, setelah itu kita jalan-jalan." Ghea tersenyum bahagia.

"Terima kasih untuk pengertiannya ssyang," Henry tersenyum bahagia, Gita menelepon. Ghea bingung menatap Henry.

"Siapa?" Henry bertanya dengan bingung.

"Gita yang menelepon," Ghea takut ketahuan.

"Ya sudah, angkat." Henry tersenyum.

"Halo Gita ada apa?"

"Kamu dimana? Aku sudah dikantin." Gita minum di kantin sendirian.

"Maaf Gita, tadi aku ada urusan jadi pergi lebih dulu." Ghea berbohong.

Lihat selengkapnya