buka pintu, Gita tersenyum melihat sahabatnya tidur. Gita duduk di tepi tempat tidur, Ghea terbangun dan menatap Gita.
"Gita, kamu sudah pulang?" Ghea mengucek matanya dan duduk.
"Maaf Ghea, aku membangunkan kamu ya?" Gita merasa bersalah.
"Tidak apa, sekarang jam berapa?" Ghea bingung dan merasa ngantuk.
"Jam 8 malam," Gita menjawab dengan santai, Ghea terkejut mendengar perkataan Gita.
"Jam 8 malam? Kalian makan malam hanya 30 menit?" Ghea mencoba memahami semuanya.
"Kami makan malam disekitar rumah, saat sampai di restoran. Henry menghubungi seseorang, dia hanya dia. Kemudian mengajak pulang," Gita menjelaskan dengan santai, Ghea merasa bersalah.
"Kamu tidak marah pada Henry?" Ghea bertanya dengan bingung.
"Untuk apa aku marah? Aku dan Henry sama-sama tidak memiliki perasaan." Gita tersenyum.
"Tapi Henry pacar kamu, kamu tidak sakit hati dengan perlakuan Henry?" Ghea menatap Gita dengan serius.
"Iya sakit hati, tapi mau bagaimana lagi. Kita tidak bisa memaksa seseorang," Gita tersenyum.
"Aku akan berbicara dengan Henry, dia tidak boleh memperlakukan kamu seperti ini."
"Tidak perlu Ghea, biarkan takdir yang menentukan semuanya." Gita tersenyum.
"Ayo kita tidur, aku mengantuk." Ghea menguap dan menutup mulut dengan tangannya.
"Aku ganti baju, kamu tidur saja dulu." Gita tersenyum.
"Aku tunggu kamu, cepat kembali kesini." Ghea memeluk guling kesayangannya.
"Iya bawel," Gita tersenyum dan pergi ke kamar mandi.
"Maafkan aku yang egois," ucap Ghea dengan lirih, Ghea merasa bersalah. Gita keluar dari kamar mandi.
"Ayo kita tidur," Gita mematikan lampu, mereka tertidur.
Jam 6 pagi, Ghea terbangun karena suara alarm. Ghea mematikan alarm, Ghea membuka tirai jendela. Ghea menghidupkan handphone, Ghea minum air putih di meja.
Ghea melihat ada banyak panggilan telepon dan chat dari Henry, Ghea membuka semua pesan itu.
"Sekarang jam berapa Ghea?" Gita terbangun, membuat Ghea terkejut.
Ghea menoleh ke arah Gita, "jam 6 pagi Gita, kenapa kamu sudah bangun?" Ghea tersenyum.
"Aku tidak tahu, kamu belum mandi?" Gita bangun dan duduk bersandar.
"Aku belum mandi, jika kamu mau mandi lebih dulu. Tidak apa-apa," Ghea tersenyum.
"Aku ingin buang air kecil, aku ke kamar mandi ya." Gita pergi ke kamar mandi, Ghea pergi keluar kamar dan menutup pintu.