Ghea mandi, setelah mandi. Ghea membuka laptop miliknya, Henry mengirim pesan. Ghea tersenyum dan membalas chat dari Henry.
"Pacar kamu ya yang chat?"
"Iya Gita, dia bilang ingin tidur karena lelah." Ghea tersenyum menatap Gita.
"Perhatian ya pacar kamu, tidak seperti Henry." Gita berkata dengan kesal.
"Iya perlakuan mereka sangat berbeda," Ghea fokus melihat laptop.
"Aku penasaran, jika Henry benar-benar selingkuh. Apa dia sangat perhatian pada pacarnya?" Gita menatap Ghea dengan serius, Ghea berhenti mengetik.
Ghea menatap Gita dengan sedih, "apa kamu ada bukti jika Henry selingkuh?"
"Belum, tapi aku yakin. Cepat atau lambat, semua yang pasti terbongkar." Gita tersenyum.
"Apa kamu ingin menikah dengan Henry? Apa kamu jatuh cinta pada Henry?" Ghea menatap Gita dengan serius.
"Aku belum jatuh cinta padanya, tapi jika Henry memang jodohku. Aku akan menikah dengannya, kata orang cinta datang karena terbiasa." Gita tersenyum menatap Ghea.
"Iya, cinta datang karena terbiasa." Ghea tersenyum, Ghea merasa bersalah mendengar jawaban Gita.
"Ayo kita kerjakan tugas, aku tidak mau dimarahin pada Tono lagi." Mereka mengerjakan tugas, Ghea memikirkan tentang semuanya. Gita tertidur, Ghea terbangun.
Ghea duduk di tangga, Ghea menatap sekitar dan memikirkan semuanya.
"Apa aku harus mengakhiri hubungan dengan Henry? Atau aku harus jujur pada Gita?" Ghea menangis.
Reva keluar untuk mengambil minum, Reva terkejut melihat putrinya duduk sendiri. Reva mendekati Ghea dan duduk di samping Ghea.
"Ada apa sayang, sepertinya sedang ada masalah?" Reva menggenggam tangan putrinya.
"Aku bingung ma, apa yang harus aku pilih. Jujur pada Gita atau putus dengan Henry," Ghea sedih.
"Apapun yang kamu pilih, mama akan membantu kamu. Jika kamu ingin jujur, mama akan membantu kamu menjelaskan semuanya pada Gita." Reva tersenyum.
"Tapi aku takut, Gita sakit hati jika mengatahui semuanya."
"Tidak sayang, Gita pasti mengerti dengan semua yang terjadi." Reva tersenyum menasehati putrinya.
"Terima kasih mama sudah mau mendengarkan semua, mama malam-malam mau kemana?"
"Mama mau ambil minum, kamu tidur dan istirahat."
"Iya ma, selamat malam," Ghea tersenyum.
"Malam sayang, mama ke dapur ya." Reva tersenyum dan turun, Ghea masuk ke kamar dan tertidur.
Jam 7 pagi waktunya sarapan, "Gita aku boleh ikut kamu ke kampus kan?"
"Boleh, kamu pulang jam berapa?"
"Aku pulang sore, aku harus bimbingan skripsi."
"Ya sudah, nanti aku tunggu sampai kamu selesai." Gita tersenyum menatap Ghea.
"Tidak perlu Ghea, aku tidak ingin merepotkan." Ghea tersenyum.