Ghea pulang ke rumah, Ghea masuk ke dalam kamar dengan air mata. Reva, Agung, dan Gita yang sedang duduk bersama. Semua bingung melihat tingkah Ghea, mereka saling menatap.
"Kenapa Ghea?" Agung bertanya dengan bingung.
"Biar mama cari tahu," Reva berdiri.
"Tante, saya ikut." Gita tersenyum, Reva ragu.
"Ya sudah ayo kita temui Ghea," Mereka ke kamar, Reva membuka pintu.
Reva dan Gita melihat Ghea menangis diatas tempat tidur, Reva dan Gita mendekati Ghea.
"Sayang, kamu kenapa?" Reva duduk di tepi tempat tidur, Reva menyentuh rambut putrinya.
"Aku putus ma," Ghea memeluk Reva, Ghea menangis di pelukan ibunya.
"Jadi itu keputusan yang kamu pilih," Reva menarik nafas.
"Sabar ya Ghea, aku ambilkan minum." Gita sedih melihat sahabatnya menangis, Gita turun ke bawah mengambil minum.
"Ma, aku sudah daftar KKN. Aku minta izin dan restu dari papa mama." Ghea menghapus air matanya.
"Iya sayang, mama akan bicara dengan papa kamu. Papa pasti mengizinkan," Reva tersenyum.
"Terima kasih ma," Ghea tersenyum.
"Besok aku akan memberi tahu Gita di cafe jika aku ikut KKN lebih cepat,"
"Kamu jangan menangis lagi ya, papa dan mama khawatir." Reva menyentuh rambut putrinya.
"Maaf sudah membuat papa dan mama khawatir," Ghea tersenyum, Gita masuk membawa minuman.
"Mama tinggal ya, Gita tolong temani Ghea ya." Reva tersenyum menatap Gita.
"Iya tante," Gita tersenyum dengan ramah, Reva pergi dari kamar.
Gita memberikan minum, Ghea minum. Gita mengambil gelas dari tangan Ghea, Gita meletakkan gelas di meja.
"Boleh aku tanya sesuatu?" Gita menatap Ghea dengan serius.
"Tanya apa Gita?"
"Kenapa kamu tiba-tiba memilih putus? Padahal kamu sangat mencintainya." Ghea terdiam.
"Jika kamu tidak ingin menjawab, tidak perlu dijawab Ghea." Gita tersenyum.
"Sebenarnya aku tidak ingin putus, tapi semakin aku bertahan. Aku akan semakin merasa bersalah," Ghea menatap Gita dengan serius.
"Jadi itu alasannya, semoga kamu cepat melupakan dia dan mendapatkan yang lebih baik darinya." Gita tersenyum.
"Iya, terima kasih do'anya. Aku ingin istirahat."
"Ya sudah, kamu istirahat. Aku ke bawah dulu," Gita tersenyum dan pergi, Ghea berbaring.
"Maafkan aku Henry," Ghea menangis.