Cinta untuk sahabat

Widayanti
Chapter #25

Rindu #25

Setelah selesai mencuci piring, Bagas, Leon dan Fauzan duduk di teras. Mereka minum kopi, Leon melihat handphone miliknya, ada banyak miscall dan chat dari Henry.

Leon ketakutan, Leon membalas chat dari Henry. Ghea tahu jika Leon mendapatkan chat dari Henry, Ghea tersenyum melihat Leon yang takut dan panik.

"Untuk besok, kita ke bagian pertanian. Kita lihat bagaimana pertanian di desa ini." Fauzan menjelaskan.

"Aku tidak paham masalah pertanian," Laura mengatakan dengan tegas.

"Nanti kalian lakukan saja apa yang kami suruh, yang penting desa ini bisa lebih baik kedepannya."

Fauzan menjelaskan, Laura tersenyum menatap Fauzan. Ghea tahu tatapan Laura adalah tatapan orang jatuh cinta, Ghea melihat Leon sibuk membalas chat dari Henry dengan wajah takut.

"Tidak perlu takut Leon, kamu tenang saja." Ghea tersenyum, semua bingung apa maksud perkataan Ghea.

"Ini bahaya kakak ipar, harus diselesaikan." Leon kembali fokus membalas chat dari Henry.

"Aku mengantuk," Rika menutup mulutnya karena menguap.

"Ya sudah, kalian pulang saja. Kami mau tidur," Laura berkata dengan tegas.

"Ya sudah kami pulang, kalian jangan lupa kunci pintu." Bagas menasehati.

Bagas, Leon dan Fauzan pulang ke rumah. Ghea, Laura dan Rika masuk ke dalam rumah membawa gelas kotor ke dapur. Ghea mengunci pintu, mereka masuk ke kamar.

Ghea melihat handphone, Ghea melihat ada banyak telepon dan chat dari Henry. Ghea tersenyum bahagia karena Henry masih menyayangi dirinya, walaupun Ghea berusaha menjauh.

Ghea membaca chat yang mengatakan Henry sakit, Ghea khawatir tapi tidak ingin menghubungi Henry. Ghea ingin belajar melupakan Henry, Ghea tidak bisa tidur hingga pagi.

Jam 5 pagi Ghea mulai memasak, jam 6 pagi makanan sudah selesai dimasak. Ghea mandi dan berdandan, Ghea khawatir tentang Henry karena belum menghubungi dirinya lagi. Ghea mengetuk rumah sebelah, Fauzan terbangun karena suara ketukan pintu.

Fauzan membuka pintu, "Ghea ada apa?"

"Aku ingin berbicara dengan Leon, bisa panggilkan Leon." Ghea berkata dengan sopan.

"Ada perlu apa dengan Leon?"

"Cepat panggil Leon sekarang," Ghea berkata dengan tegas, Fauzan membangunkan Leon.

"Kakak ipar kenapa kesini?" Leon bertanya dengan bingung, Fauzan menatap mereka dengan serius.

"Apa Henry sakit?" Ghea bertanya dengan lirih.

"Jadi kakak ipar hanya bertanya tentang itu," Leon tersenyum melihat tingkah Ghea.

"Cepat jawab," Ghea berkata dengan tegas.

Lihat selengkapnya