Fauzan, Leon dan Bagas duduk di kursi. Leon dan Fauzan memperhatikan Ghea yang terlihat bahagia, Leon dan Fauzan jadi penasaran.
"Kamu kenapa Ghea? Sepertinya terlihat bahagia," Fauzan bertanya dengan serius, Ghea terdiam.
"Iya Ghea, sekarang kamu terlihat bahagia padahal tadi kamu terlihat lelah." Laura menatap Ghea dengan serius.
"Tidak ada apa-apa," Ghea berbohong.
"Kakak ipar tidak balikan sama dia kan?" Leon tersenyum menatap Ghea.
"Siapa juga yang balikan, jangan aneh-aneh." Ghea menatap Leon dengan serius.
"Kalian kan saling mencintai, apa salahnya balikan." Leon tersenyum menatap Ghea.
"Apa yang dibilang Leon benar, jika kamu bahagia dengannya. Lebih baik kembali pacaran," Rika tersenyum.
"Tidak ada yang kembali, kalian jangan berfikir yang aneh-aneh." Ghea menjelaskan, Fauzan berdiri dan pergi ke rumah sebelah.
"Mulai cemburu si Fauzan," Leon menarik nafas.
"Kalian sih, kenapa bahas balikan sama mantan." Bagas bingung.
"Kita juga bahagia, kalau liat teman bahagia. Apa salahnya," Leon menahan amarahnya.
"Ayo Leon kita pulang, kasihan Fauzan." Bagas merasa kasihan.
"Ayo," Leon berdiri, Leon dan Bagas pergi.
"Rasa cemburu Fauzan terlalu berlebihan, padahal kamu bukan pacarnya." Laura bingung.
"Biarkan saja, ayo kita tidur." Ghea tersenyum, mereka masuk ke dalam rumah. Ghea mengunci pintu dan tidur.
Jam 5 pagi Ghea terbangun, Ghea membangunkan Laura dan Rika. Mereka memasak bersama, mereka mandi secara bergantian. Setelah berdandan, Ghea duduk di meja makan bersama Rika dan Laura.
"Sebenarnya aku penasaran, apa yang membuat kamu sangat bahagia kemarin." Laura menatap Ghea dengan serius.
"Kemarin Henry bilang sudah sehat, dan Henry mengkhawatirkan aku karena melihat aku kelelahan kemarin." Ghea tersenyum.
"Hanya seperti itu dan kamu bahagia?" Laura tersenyum.
"Iya, memang salah ya?" Ghea bertanya dengan bingung.
"Sebenarnya tidak salah, hanya saja kisah cinta kalian seperti anak SMA." Rika tersenyum.
"Aku dan Henry baru pertama kali pacaran, jadi kami selalu perhatian satu sama lain." Ghea tersenyum.
"Apa kamu ingin kembali pacaran dengan Henry?" Laura bertanya dengan serius.
"Jika Gita mengizinkan, aku ingin kembali pada Henry."
"Semoga Gita bisa memahami semuanya," Laura tersenyum.
"Semoga, ayo kita makan." Ghea tersenyum.
"Ayo, aku sudah lapar," Rika tersenyum, setelah mencuci piring. Mereka pergi ke rumah sebelah, Fauzan membuka pintu dengan wajah cemberut.
Ghea, Laura dan Rika takut melihat Fauzan. Semua terdiam, Leon keluar dan tersenyum menatap Ghea.