Henry berdiri disamping Gita, Henry tersenyum menatap Ghea. Ghea menundukkan kepalanya, Leon mendekati Henry.
"Apa maksudnya semua ini mas?" Leon bertanya dengan serius.
"Kamu diam," Henry berkata dengan tegas.
"Bagaimana gue bisa diam, loe yang nyuruh gue buat jaga kakak ipar. Gue tidak terima jika loe mempermainkan dia seperti ini," Leon marah, Henry terdiam.
"Tunggu, Henry itu kakak loe Leon?" Fauzan bertanya dengan bingung.
"Mas Henry adalah kakak sepupu gue, selama ini gue panggil Ghea kakak ipar karena mereka pacaran." Leon menjelaskan.
"Jadi itu alasannya, Ghea percaya sama loe." Laura menarik nafas.
"Buka undangannya Ghea," Gita tersenyum menatap Ghea.
"Tidak perlu, aku pasti datang ke pernikahan kamu." Ghea tersenyum.
'Apa kamu marah padaku Henry? Sampai kamu tega melakukan hal ini?' Ghea bertanya-tanya dalam hati.
"Tapi aku mau kamu membacanya sekarang, kenapa kamu terlihat sedih Ghea?" Gita tersenyum.
"Aku tidak sedih," Ghea tersenyum.
"Sudahlah Gita, kamu tidak perlu memaksa Ghea seperti itu." Fauzan marah.
"Ini bukan urusan kamu," Gita menatap Fauzan dengan marah.
"Jelas ini urusan aku, Ghea tidak ingin membuka undangan itu." Fauzan marah.
"Apa kamu menyukai Henry Ghea? Jawab aku sekarang Ghea?" Gita menatap Ghea dengan serius, Ghea terkejut mendengar perkataan Gita.
"Sayang, jawab pertanyaan Gita." Henry tersenyum.
"Diam Henry," Ghea marah.
"Jadi benar, kamu pacaran sama Henry?" Gita menatap Ghea dengan serius.
"Iya, dulu aku pacaran sama Henry. Sekarang kami sudah putus," Ghea menjawab dengan tegas.
"Akhirnya kamu jujur padaku Ghea, sebenarnya Henry datang kesini untuk melamar kamu." Gita menggenggam tangan Ghea dan tersenyum.
"Kamu bercanda?" Ghea bingung.
"Jika kamu tidak percaya, kamu bisa lihat undangan itu." Gita tersenyum, Ghea membuka undangan dan melihat nama di undangan itu adalah namanya dan Henry.
"Henry sangat mencintaimu, aku tidak mungkin menghancurkan kebahagiaan kamu Ghea." Gita tersenyum.
"Kakak ipar, ada yang ingin aku katakan." Leon berbicara dengan serius, semua menatap ke Leon dengan bingung.
"Sebenarnya perempuan yang dicari mas Henry adalah kamu, tapi aku menjodohkan mas Henry dengan Gita karena Fauzan menyukai kamu dari dulu."