Cinta untuk sahabat

Widayanti
Chapter #31

Wisuda #31

Ghea dan Fauzan menyelesaikan skripsi mereka dalam waktu satu bulan setelah KKN. Rika, Bagas dan Laura menyelesaikan skripsi setelah dua bulan selesai KKN.

Tiga bulan berlalu, acara wisuda dilaksanakan. Ghea berangkat bersama Gita dan kedua orang tuanya ke kempus, Henry, Leon, dan kedua orang tua Henry berangkat bersama ke kampus.

Rika, Laura, Ghea, Fauzan dan Bagas duduk bersebelahan. Keluarga Henry dan Ghea duduk di kursi belakang khusus untuk keluarga, acara dimulai.

"Ghea, ada yang ingin aku katakan." Fauzan berkata dengan lirih.

"Ada apa Fauzan?" Ghea tersenyum, Fauzan terdiam memikirkan semuanya.

"Sebenarnya, aku diterima kerja di luar negeri. Besok aku akan berangkat, maaf aku tidak bisa menghadiri pernikahan kamu dua bulan lagi." Fauzan tersenyum, Ghea terdiam karena terkejut.

"Mari kita panggilkan lulus terbaik tahun ini, Ghea. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah,"

"Ghea, kamu dipanggil. Kamu harus maju ke depan," Laura yang duduk di sebelah Ghea memberi tahu.

"Iya," Ghea maju ke depan, Ghea berjabat tangan dan berfoto dengan hati yang sedih.

"Silahkan Ghea, sampaikan sesuatu untuk semua." Pembawa acara tersenyum dengan ramah.

"Terima kasih untuk papa dan mama yang selalu support Ghea," Ghea tersenyum dengan terpaksa, Gita yang melihat kesedihan di wajah Ghea jadi bingung.

"Leon loe lihat Ghea sedih?" Gita bebicara dengan lirih ke Leon yang duduk disampingnya.

"Iya, kakak ipar terlihat sedih." Leon berbicara dengan lirih, Henry yang duduk disebelah Leon mendengar percakapan Gita dan Leon.

Henry memperhatikan Ghea, Henry tahu ada hal yang membuat Ghea sedih. Ghea menatap ke arah Fauzan yang maju ke depan sebagai lulusan terbaik kedua tahun ini.

Fauzan tersenyum, Fauzan berdiri menggenggam mikrofon. Ghea mundur dan berdiri di belakang Fauzan, Ghea memperhatikan Fauzan.

"Terima kasih untuk papa dan mama yang ada di surga, saya berusaha menjadi lulusan terbaik tahun ini untuk perempuan yang saya cinta." Fauzan tersenyum, semua memberikan tepuk tangan yang meriah.

Fauzan dan Ghea foto bersama, mereka duduk ke tempat semula. Acara berakhir, Gita berlari memeluk Ghea.

"Congrats my sister," Gita tersenyum.

"Thanks Gita," Ghea tersenyum.

"Selamat ya sayang, papa dan mama banga sama kamu." Tiana tersenyum menatap Ghea.

"Terima kasih ma, pa." Ghea tersenyum menatap orang tua Henry, orang tua Henry dan Ghea pergi untuk makan bersama. Gita dan Leon mendekati Fauzan.

"Ngomong-ngomong perempuan yang loe maksud tadi siapa?" Gita bertanya.

"Apa mungkin maksudnya kakak ipar gue?" Leon bertanya dengan lirih, Henry dan Ghea mendengarkan.

"Kepo banget kalian," Fauzan berbohong.

"Yang benar, gue sama Leon lagi serius."Gita menatap Fauzan dengan serius.

"Iya perempuan yang gue maksud dia, perempuan yang tidak pernah bisa gue dapatkan." Fauzan tersenyum menatap Ghea, Henry marah tapi mencoba menahan amarahnya.

"Masih belum move on loe," Gita bingung.

"Gue harus pulang, bye." Fauzan pergi.

Lihat selengkapnya