Henry dan Ghea pergi ke rumah sakit, Ghea menelepon Reva. Reva yang sedang di ruang operasi menerima telepon dari putrinya.
"Bagaimana keadaan Gita ma? Gita dibawa ke rumah sakit mana?" Ghea bertanya dengan cemas.
"Gita dibawa ke rumah sakit Royal, sekarang sedang ditangani dokter." Reva menjelaskan dengan cemas.
"Aku kesana sekarang, mama tenang saja. Gita perempuan yang kuat." Ghea mematikan telepon.
"Kita ke rumah sakit Royal sekarang," mereka pergi ke rumah sakit, Ghea memeluk ibunya.
"Gita masih di dalam," Agung menjelaskan, dokter perempuan keluar bersama suster.
"Untuk keluarga Gita, kondisi pasien sangat kritis. Tubuh pasien menolak obat yang kami berikan." Dokter Kiky menjelaskan.
"Lalu bagaimana dokter?" Agung bertanya.
"Kami membutuhkan donor darah yang sesuai dengan pasien, jika dalam waktu 3 jam Gita tidak bisa keluar dari masa kritis. Maka kami tidak bisa melakukan apapun lagi," Dokter mengatakan dengan tegas.
"Dokter jangan berbohong, saya tahu Gita pasti bertahan." Reva marah dan menghapus air matanya.
"Saya minta maaf, untuk yang memiliki darah A silahkan pergi ke ruang pemeriksaan." Dokter masuk ke dalam, suster menunggu.
"Saya memiliki darah A," Vino mendekati suster.
"Ikut saya sekarang," suster dan Vino pergi, beberapa menit kemudian suster dan Vino kembali. Suster membawa kantong darah, Ghea mendekati suster.
"Kenapa kondisi Gita kritis?" Ghea bertanya dengan khawatir.
"Pisau itu menusuk terlalu dalam, dan pisau itu mengandung racun. Kami sudah berusaha, tapi tubuh nona Gita menolak semua obat hingga membuatnya kritis." Suster menjelaskan.
"Berapa persen Gita bisa bertahan?" Agung bertanya.
"Untuk saat ini, hanya 10% nona Gita bisa bertahan, kalau begitu saya permisi." Suster masuk ke dalam ruangan.
"Kamu tidak boleh meninggalkan aku sayang," Vino terduduk lemas di lantai. Ghea menunggu dengan cemas, tiga jam berlalu. Dokter Kiky keluar dari ruangan, semua merasa cemas.
"Nona Gita mengalami koma, silahkan jika ingin bertemu pasien. Waktu menjenguk hanya 10 menit, pasien butuh istirahat." Dokter Kiky menjelaskan.
Semua masuk ke dalam ruangan, semua terdiam melihat kondisi Gita. Perlahan denyut jantung Gita melemah, semua panik.
"Dokter," Reva memanggil dokter dengan suara keras, dokter Kiky memberikan pertolongan.
Semua keluar dari ruangan, Reva dan Vino melihat Gita yang tidak berdaya. Semua merasa khawatir, semua berdoa untuk kesembuhan Gita.