Waktu terus berjalan, dan Syifa duduk di meja rias sambil menunggu kabar dari Rumi. Setiap kali ponselnya berbunyi, jantungnya berdegup sedikit lebih kencang. Ia tak sabar menantikan malam ini, pertemuan yang ia harap bisa membawa mereka lebih dekat.
Rumi dan papanya berjalan bersama menuju parkiran setelah menyelesaikan pekerjaan hari ini. Sambil berjalan, papanya menoleh dan bertanya dengan nada santai, "Kamu mau jemput Syifa dulu?"
Rumi menjawab singkat, "Syifa mau berangkat sendiri, Pa."
Papanya tampak sedikit terkejut. "Lho kok gitu? Syifa kan belum pernah ke rumah kita, takut nyasar lho. Biasanya wanita suka bingung kalau lihat maps sambil nyetir."
Rumi tiba-tiba tersadar, betul juga yang dikatakan papanya. Ia baru menyadari bahwa Syifa mungkin akan kesulitan mencari rumah mereka. Tanpa berpikir panjang, Rumi segera merogoh saku dan menelepon Syifa.
Begitu telepon tersambung, suara Syifa langsung terdengar di ujung sana, "Iya, Bang Rumi. Sudah di rumah ya?" Syifa menebak apa yang akan Rumi sampaikan.
Rumi terkejut mendengar Syifa yang menjawab telepon begitu cepat, seolah menunggu panggilannya. "Syifa di florist?" tanya Rumi dengan nada sedikit bingung.
"Di rumah," jawab Syifa, bingung dengan pertanyaan Rumi.
"Tunggu ya, Bang Rumi ke sana jemput Syifa," ucap Rumi dengan nada tegas, tanpa memberi ruang bagi penolakan.
Rumi segera mematikan teleponnya dan berpamitan dengan papanya. "Pa, aku jemput Syifa dulu ya."
Papanya tersenyum penuh pengertian, menepuk bahu Rumi dengan lembut. "Hati-hati di jalan, Nak. Pastikan Syifa nyaman dan aman ya."
Rumi mengangguk, lalu bergegas menuju mobilnya.
Belum keluar dari Gedung, ia bertemu dengan temannya yang memberikan undangan pernikahan. Rumi mengucapkan selamat dan berharap bisa datang ke acara pernikahan itu.
Sampai di mobil, ia menyimpan undangan itu di atas dashboard.
Pikiran Rumi dipenuhi dengan bayangan Syifa yang mungkin sedang menunggu dengan perasaan campur aduk. Sambil menyetir, ia berharap perjalanan ini akan berjalan lancar, tidak hanya di jalanan, tapi juga di hati mereka berdua.