~Takdir selalu mempunyai cara tersendiri untuk menemukan. Entah itu pada keberuntungan ataupun kesulitan. Sama halnya dengan Yin dan Yang, ia memiliki dua sisi yang akan senantiasa hadir mengisi kehidupan.~
***
Malam puncak festival lentera di Kota Hangzhou sudah dimulai. Orang-orang yang memadati berbagai tempat berlangsungnya festival tersebut mulai menuliskan harapan-harapan mereka pada lembaran kertas kosong, di mana kertas itu nantinya akan mereka terbangkan bersama lampion yang sudah disiapkan.
Harapan setiap orang, lampion tersebut segera terbang setinggi-tingginya, lalu apa yang mereka tulis akan menjadi kenyataan di kemudian hari.
"Harapanku masih sama. Entah kali ini menjadi kenyataan atau tidak, tapi aku percaya bahwa tidak ada yang mustahil." Seorang wanita muda mulai meletakkan harapan yang ia tulis sembari menghapus tetes air di kedua sudut matanya.
Tepat ketika ia hendak menyalakan lilin lampion, tiba-tiba korek api yang dipegangnya terjatuh tepat di tangga taman. Wanita tersebut hendak mengambilnya, tetapi lalu lalang orang di sana membuat ia kesulitan.
"Maaf, permisi. Bisakah Anda membantuku memeganginya sebentar?" ucapnya.
Tanpa menunggu persetujuan, ia pun segera meraih tangan orang di depannya dan meletakkan lampion tersebut begitu saja.
"Eh, Nona ...." Ucapan orang tersebut terhenti saat dilihatnya wanita itu sudah berjalan menjauh.
***
Lampion-lampion mulai berterbangan. Sangat indah sekaligus melambangkan cahaya terang di langit yang gelap. Bersamaan dengan ditutupnya lembaran lama tahun kemarin, ada harapan-harapan baru yang akan setiap orang bawa dan wujudkan setelah ini.
Begitu juga dengan seorang pemuda yang masih berdiri terpaku menatap ke arah langit yang semakin gemerlap. Ada harapan baru yang juga ia bawa untuk hari esok. Hanya saja, di tangannya masih tergenggam dua lampion yang ia sendiri tidak tahu kapan akan diterbangkan.
Ketika lampion-lampion lain sudah meninggi, ia hanya bisa pasrah saat wanita yang tadi meminta bantuannya belum juga datang.
"Maafkan aku. Kali ini aku hanya bisa menerbangkanmu begitu saja," ucapnya, lalu melepaskan lampion miliknya.
"Bukan contoh yang baik. Tapi ya sudahlah. Tidak apa-apa," lanjutnya sembari tersenyum.
Di saat pemuda tersebut sedang memandangi langit malam yang indah itu, tiba-tiba ada beberapa anak kecil yang tengah berlarian, lalu menabraknya hingga menyebabkan lampion yang ia pegang hampir terlepas.
"Maafkan kami," ucap mereka serempak.
Seketika saja anak-anak tersebut berhenti dan berniat membantunya, tetapi pemuda itu menolaknya dengan halus.
"Tidak apa-apa. Biar Kakak saja. Kalian lanjutkan saja mainnya," ucapnya sambil tersenyum.
"Terima kasih, Kak," jawab mereka, lalu meninggalkan tempat tersebut.
***
Pemuda itu memeriksa lampion di tangannya.
"Syukurlah, tidak ada yang rusak," ucapnya.
Hanya saja, saat ia hendak berdiri, sebuah kertas kecil berisi tulisan harapan terjatuh tepat di hadapannya. Kertas yang tidak dilipat itu pun memperlihatkan apa saja yang tertulis di sana.
"Aku berharap bisa bertemu dengan seseorang yang tulus. Yang tidak pernah memandang siapa, dari mana, dan bagaimana diriku." Setelah membaca kalimat tersebut, pemuda itu pun segera tersadar.