Cinta yang Dijanjikan

Lianhua Xien Yi
Chapter #6

Bentuk Perhatian

~Terkadang, kehadiran sebuah cinta bisa mengalahkan betapa hebatnya logika. Di mana ketika ada segala sesuatu yang sangat mustahil untuk dilakukan, maka bersamanya akan menjadi begitu mudah.~


***

Saat dokter sedang memeriksa keadaan A-Lin, Xian merasakan napasnya begitu sesak disertai dengan sakit di bagian dada. Ia mencoba untuk menahannya, tetapi rasa sakit itu semakin terasa. Pada akhirnya, pemuda itu keluar dari dalam rumah sakit, lalu kembali ke mobil untuk mengambil obat yang biasa ia bawa.


Setelah meminum beberapa butir obat, ia pun menyandarkan tubuhnya sebentar, berharap rasa sakit itu akan segera mereda.


"Seharusnya sudah tidak apa-apa," ucapnya setelah merasa lebih baik.


Meski dadanya masih terasa nyeri, tetapi Xian langsung kembali ke dalam rumah sakit untuk melihat keadaan A-Lin.


"Kondisinya tidak begitu baik. Nona A-Lin ...." Dokter itu menjelaskan semua keadaan wanita tersebut kepada Xian.


"Baik, Dokter. Terima kasih," ucap Xian setelah dokter tersebut selesai menjelaskan.


Dihampirinya A-Lin yang masih terlelap di atas tempat tidur.


"Hua Lin," lirih pemuda itu sembari menggenggam tangan wanita tersebut.


"Maafkan aku," lanjutnya.


***

Beberapa hari kemudian, Xian sengaja membawa A-Lin ke sebuah pasar malam. Ia ingin wanita itu bisa mengalihkan pikirannya dari hal-hal negatif dengan menikmati berbagai hiburan di sana.


"Kita mau apa ke sini?"


"Bermain, berbelanja, atau hanya melihat-lihat saja juga tidak apa-apa. Aku hanya tidak ingin kamu merasa bosan di rumah."


"Tapi aku tidak pernah bilang kalau aku bosan di rumah."


"Itu hanya pendapatku saja. Selebihnya kau yang lebih tahu apa yang kau suka."


"Begitu, ya? Baiklah."


A-Lin segera berjalan ke dalam area pasar malam tersebut sembari melihat-lihat. Sesekali ia ikut tertawa saat menyaksikan hal-hal lucu yang ditemui di sana.


"Kau ingin sesuatu?" tanya Xian yang berjalan di sampingnya.


Wanita itu menggeleng.


"Aku hanya ingin melihat-lihat saja," jawabnya.


"Ya, baiklah. Tapi jika kau ingin ikut bermain atau membeli sesuatu, kau bilang saja, ya?"


"Oke."


Sudah cukup lama mereka berkeliling, tetapi wanita itu sama sekali belum tertarik untuk ikut bermain ataupun membeli sesuatu.


Lihat selengkapnya