Blurb
Bagaimana jika seorang gadis cantik bercadar, Aulia, mahasiswi fisafat, menggugat poligami, yang secara abadi menempatkan perempuan sebagai pelengkap laki-laki? Dia juga gugat kultur Islam yang masih menempatkan laki-laki sebagai pusat kekuasaan. Bahkan dia sebut contoh-contoh kaum perempuan yang menjadi korban laki-lak. Dia sebut Kartini, dia sebut Perempuan di Titik Nol Nawal El Sadawi, dia sebut pula Rabiah Al-Adawiyyah yang tak sudi dicintai laki-laki dan lebih memilih menyerahkan seluruh cintanya pada Allah. Dan selanjutnya dia juga paparkan tentang eksistensi feminisme.
Disisi lain Cindy, seorang gadis liberal dan demokratis yang kerap berbuat semaunya dengan gaya hidup hedonis dan pergaulan bebasnya, menemukan Islam sebagai jawaban untuk semua kegelisahan hidupnya. Di sini Cindy merasa dirinya sangat dihargai dan dimuliakan sebagai seorang wanita karena selama ini dengan kebebasannya, dia merasa hidupnya hampa dan tidak bahagia.
Dan di saat yang sama Randy harus terjebak dalam permainan hati dengan Aulia dan Cindy yang mempunyai latar belakang kehidupan yang sangat berbeda.
Berawal dari perkenalannya dengan Aulia, mahasiswi dan aktivis jurusan filsafat telah menumbuhkan rasa suka di hati Randy, mahasiswa kedokteran di kampus yang berbeda. Pesona mata biru di balik cadarnya telah memantapkan hati Randy untuk berta"arruf dengan Aulia.
Namun sepertinya niatnya untuk melamar (khitbah) Aulia harus pupus karena Aulia telah dijodohkan dengan Ibrahim, mahasiswa Al Azhar University, Mesir, anak seorang pengusaha property dan apartemen. Di sela-sela perjuangan untuk mendapatkan cinta Aulia, secara tidak sengaja Randy berkenalan dengan Cindy, mahasiswi cantik yang beragama Kristen.
Sementara itu, gaya hidup hedonis menjebak Cindy dalam pergaulan bebas dan narkoba hingga membuat studinya terbengkalai. Perjalanan cintanya dengan Alex telah membawanya terjerumus ke jurang kehancuran.
Dalam keterpurukan dan putus asa, Cindy kembali menemukan semangat dan pencerahan dengan mengenal Islam. Cindy pun bertobat dan memutuskan untuk menjadi muallaf. Ternyata diam-diam Cindy jatuh hati pada Randy, dan semakin membuat polemik dalam permainan hati Randy.
Demi cintanya pada Randy, Cindy rela jika harus dibuang dan tidak diterima lagi dalam bagian keluarga besarnya dengan menjadi seorang muslimah.
Bersama Randy, Cindy banyak belajar tentang Islam dan berdakwah. Namun cobaan sepertinya tak hendak lepas dari kehidupan Cindy. Dia di diagnosa tertular virus HIV AIDS hingga membuatnya depresi berat dan putus asa.
Dengan keikhlasan dan keimanan dalam hatinya, akhirnya Cindy mencoba bangkit dan menerima semua cobaan itu sebagai penebus dosa-dosanya yang telah lalu.
Melihat ketegaran dan ketabahan Cindy yang luar biasa itu, dengan tulus Randy menerima Cindy sebagai istrinya. Cindy merasa berterimakasih dengan ketulusan Randy menerima dirinya apa adanya di kala semua orang meninggalkannya.
Meski dengan kondisi yang lemah dan terbatas, Cindy tetap antusias belajar Islam dan terus berdakwah hingga ajal menjemputnya. Satu yang diinginkan Cindy, dia ingin merasakan cinta yang sederhana karena semata-mata cinta karena Allah. Ketabahan dan kecintaannya pada Islam telah membawanya pada derajat kemulyaan seorang perempuan di sisi Allah dan hidupnya merasa sangat damai dan bahagia meski hanya sesaat.
Randy sangat terpukul dan merasa kehilangan sepeninggal Cindy, namun ada satu pesan Cindy, agar Randy tetap istiqamah dalam berdakwah. Randy memutuskan untuk menerima beasiswa melanjutkan studinya di Al Azhar, Cairo, Mesir. Dan secara kebetulan, Aulia pun ternyata juga berada di Mesir. Akankah cinta lama bersemi kembali. Namun sejuta pertanyaan memenuhi benak Randy. Kenapa Aulia berada di Mesir? Lalu bagaimanakah dengan perjodohannya dengan Ibrahim? Dan kenapa pula Aulia semenjak rencana perjodohan itu tidak pernah menghubunginya dan menghilang begitu saja?