Cinta Yang Dirindukan Surga

DENI WIJAYA
Chapter #5

BUKAN JAMAN SITI NURBAYA #5

Sementara itu, bagaimana dengan Aulia….

“Aulia, ayo makan dulu, umi sudah siapkan makanan kesukaanmu,” panggil Umi Azizah.

Namun setelah cukup lama menunggu, namun tak ada jawaban dari dalam kamar. Kemudian Umi Azizah mengetuk pintu kamar Aulia pelan-pelan. Tak ada jawaban dari dalam.

"Assalamu’alaikum, boleh umi masuk…?" tanya Umi Azizah lembut.

“Aulia… kamu di dalamkah?” sambung Umi Azizah lagi.

Hening. Biasanya tak menunggu lama pintu itu langsung dibuka. Tapi kali ini tidak. Umi Azizah semakin khawatir dan dia pun memutuskan membuka pintu kamar. Ketika pintu sudah terbuka, Umi Azizah mengarahkan pandangannya ke tempat tidur. Tak ada siapa pun. Kemudian dia amati ruang kamarnya, Aulia tak ditemukan juga. Kemudian Umi Azizah melanjutkan pencariannya ke taman belakang rumah. Pintu kaca ke arah taman belakang terbuka.

“Aulia, rupanya kamu di sini,” ucap Umi Azizah seraya melangkah menghampiri Aulia.

Umi Azizah mendapati Aulia sedang memainkan kakinya di tepi kolam ikan. Nampak sesekali kedua kakinya dikerubuti ikan-ikan kecil. Memandangi bayangannya di air kolam yang beriak karena canda ikan-ikan koi yang saling berkejaran. Riang sekali, sesekali dari mulut mereka mengeluarkan gelembung udara.

“Aulia, sayang, kamu baik-baik saja kan..?” panggil lembut Umi Azizah, namun Aulia hanya diam saja. Sepertinya dia mendengar panggilan sang ibu.

“Hmm… pasti dia sedang melamun,” gumam Umi Azizah.

“Aulia, ada apa sayang, kok wajahmu murung?” tanya Umi Azizah.

Umi Azizah melihat wajah murung putrinya, sesekali nampak Aulia menghembuskan nafas begitu berat. Benar, Umi Azizah tak pernah mendapatinya seperti ini. Perlahan Umi Azizah mendekati Aulia dan duduk di sampingnya, ikut mencelupkan kakinya ke tempat yang sama. Lalu Umi Azizah memasukkan tangannya ke dalam air.

Kemudian dia jatuhkan beberapa tetes air tepat di atas bayangan wajah Aulia. Dan bayangan itu pun pecah, membentuk gelombang yang semakin menjauh. Umi Azizah pun tertawa, mencoba menghiburnya. Sejenak Aulia menatap mamanya, lalu kembali menatap riak-riak air kolam.

"Aulia, lihat ikan-ikan itu…. berkejar-kejaran kesana-kemari. Tak ada wajah sedih ataupun muram ya…. " ucap Umi Azizah sambil tersenyum memandangi ikan-ikan koi yang berenang di kolam.

Masih tak terdengar suara dari bibirnya. Biasanya, Aulia akan langsung mengomentarinya. Namun kali ini, segalanya terasa hanya angin yang berbisik tenang. Sepertinya mulutnya sedang terkunci rapat. Hilang semua keceriaan yang biasanya setiap hari dia tunjukkan

Umi Azizah pun jadi terbawa suasana. Aulia melihat bayangan mereka berdua pada air di kolam.

"Umi, apa aku ini cantik ? Betul begitu Umi?" desah Aulia lirih.

Umi Azizah pun tersenyum sambil meraba pipi putrinya itu, "Aulia, kamu ini anak Umi yang paling cantik sedunia. Lho, memangnya kenapa? Memang ada yang bilang kamu ini jelek ya?" jawab Umi Azizah.

"Nggak ada, kan Aulia pakai cadar... " ucap Aulia dengan mimik serius.

"Benar. Kamu ini cantik..kalau tidak percaya lihat wajahmu di air.. cantik kan?” jawab Umi Azizah dengan mimik serius namun tetap tersenyum sambil membelai rambut Aulia.

“Apa Aulia kelihatan jelek ya jika sedang sedih.... ya Umi?” tanya Aulia lagi.

“Ya tentu… hehe… karena itu jangan bersedih lagi, ayo dong.. cerita pada Umi… apa yang membuatmu bersedih?” jawab Umi Azizah.

Lihat selengkapnya