Cinta Yang Dirindukan Surga

DENI WIJAYA
Chapter #6

PERJODOHAN #6

“Aulia, ayo makan yang banyak, Umi sudah buatkan rendang daging kesukaanmu,” kata Umi Azizah seraya mengambilkan piring untuk Haji Imron, suaminya dan untuk Aulia.

“Aulia, ayo ambil lagi nasinya, tumben cuma sedikit nasinya, biasanya kalau Umi masak rending pasti kamu sangat berselera makannya bahkan sampai tambah lagi nasinya, tapi tidak dengan mala mini… kok cuma sedikit,” ucap Haji Imron.

Aulia hanya tersenyum kecil sambil menatap ayahnya, kemudian kembali pandangannya tertuju pada sang ibu. Nampak Aulia memberikan isyarat kepada sang ibu dengan kerdipan mata. Menyadari isyarat itu, tahulah Umi Azizah akan maksud putrinya.

“Ehem… lho kok sama-sama diam semua, pasti ada sesuatu nih.. ayo dong Abi dikasih tahu, ada apa ini?” tanya Haji Imron.

“Aulia, sepertinya ada sesuatu yang ingin kamu katakana, nggak apa-apa, ayo katakana saja pada Abi, siapa tahu Abi bisa membantumu,” lanjut Haji Imron tersenyum.

“Ngng… anu, Ngng… anu, begini Bi.. “ jawab Aulia bimbang dan terbatah, saat itu sulit baginya untuk mengatakan uneg-unegnya, mulutnya seperti terkunci.

“Ngng… anu… Ngng… anu… hehehe… Abi jadi bingung, ngomong-ngomong itu tadi bahasa apa ya.. Abi kok baru tahu… hehehe.. !” seloroh Haji Imron menggoda Aulia berusaha untuk mencairkan suasana.

“Aulia, katakan ada apa?” kata Haji Imron dengan tatapan mata penasaran, sesekali pandangannya tertuju pada Umi Azizah.

“Bi.. Ngomong-ngomong bagaimana nih kabarnya Ibrahim, putra Haji Ghafur?” tanya Umi Azizah tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

“Oo.. Abi tahu sekarang, kenapa kamu malu-malu.. ternyata kamu sudah tidak sabra ya untuk segera menikah dengan Ibrahim. Hmm… “ celoteh Haji Imron.

Sejenak tatapan mata Umi Azizah dan Aulia beradu pandang.

“Iya, Ibrahim putra Haji Ghafur, gimana kabarnya?” tanya Umi Azizah sekali lagi.

“Ibrahim khan masih kuliah di Al Azhar, Kairo. Insyaallah pertengahan tahun depan dia sudah menyelesaikan studinya di sana dan segera balik ke Indonesia,” jawab Haji Imron sumringah.

“Abi… Lalu bagaimana dengan perjodohan antara Ibrahim dan Aulia?” tanya Umi Azizah kembali.

“O… Soal perjodohan itu, ya tetap dilakukan, antara Abi dan Haji Ghafur sudah saling setuju kok, begitu juga dengan keluarga besar Haji Ghafur. Memang ada apa kok tiba-tiba Umi menanyakan tentang perjodohan Ibrahim dan Aulia?” jawab Haji Imron balik bertanya.

Sememtara Aulia hanya bisa diam, dan menundukkan kepala seraya menyimak percakapan orang tuanya. Nampak butiran-butiran bening memenuhi kelopak matanya, namun dia berusaha untuk menahan perasaannya agar air matanya tidak tumpah membasahi pipinya.

“Abi, mohon maaf, apakah di antara Ibrahim dan Aulia benar-benar saling mencintai?” tanya Umi Azizah.

“Khan mereka bertemu hanya beberapa kali dan itu pun nggak lama,” kata Umi Azizah menimpali pertanyaannya.

“Umi, Ibrahim sudah setuju, dan begitu juga dengan Aulia, pastilah mereka sudah saling suka, lalu masalahnya di mana?” jawab Haji Imron dengan nada sedikit serius.

“Aulia, sekarang Abi tanya padamu, apakah kamu bersedia menikah dengan Ibrahim?” tanya Haji Imron dengan tatapan mata tajam kepada Aulia.

Lihat selengkapnya