Cinta Yang Dirindukan Surga

DENI WIJAYA
Chapter #7

KERINDUAN YANG MEMBUNCAH #7

Siang ini langit di atas kampus UIN terlihat sangat mendung. Awan berarak-arak tak seputih kapas. Meski cuaca mendung namun udaranya panas, cukup membuat siapapun keringatan, kehausan dan kurang nyaman.

“Hari ini aku tidak melihat Kak Randy, dia juga nggak ikut kajian Islam. Kemana gerangan dia.. Huft.. kenapa aku jadi kepikiran dia terus,” pikir Aulia dalam hati.

“Apa dia banyak tugas kuliah, bahkan mestinya tadi pagi ada kajian Islam di aula UIN tapi aku tidak melihat kehadirannya, bahkan Raffi pun juga nggak datang,” gumam Aulia dalam hati.

Dia sandarkan punggungnya di sebatang pohon trembesi yang terdapat di taman yang letaknya tepat di seberang gedung rektorat. Suasana mendung dengan hembusan angin yang cukup kencang seolah menemani Aulia yang sedang galau.

“Ya Allah, mengapa aku merindukannya… Randy, jujur aku kangen banget sama kamu… aku ingin kita bisa berdiskusi lagi,” ucapnya dalam hati.

Sementara itu….

Sstt… Ran, tuh lihat ada Aulia!” bisik sambil matanya memberikan isyarat kepada Andika agar melihat ke arah pohon di taman belakang rektorat.

“Mana?” tanya Randy.

“Tuh… lagi duduk di bawah pohon… sepertinya dia sedang menunggu seseorang,” jawab Raffi.

“Ran, ini kesempatan lho… cepat sana samperin Aulia. Ran, tuuh lihat….. sepertinya dia juga sedang memperhatikanmu… hehe.. ayo cepat hampiri dia, nanti keburu pergi!” kata Raffi memberi nasehat.

“Hei Raf, kamu mau kemana, katanya mau ke perpustakaan?” tanya Randy.

“Iya, ini aku mau ke perpustakaan, aku duluan,” jawab Raffi.

“Ran, jika kamu sudah yakin, bersegeralah ta'arruf, atau kamu utarakan saja niatmu untuk melamarnya,” bisik Raffi sambil menepuk bahu Randy seraya pergi meninggalkannya yang masih berdiri terpaku. Dia sedang disibukkan dengan pergulatan hatinya untuk mengikuti anjuran Raffi.

Dengan langkah berat, Randy melangkah menghampiri Aulia yang masih duduk di bawah pohon Trembesi.

Assalamu ’alaikum, hai.. Aulia. Baru selesai kuliah ya? Kamu sedang menunggu seseorang?” sapa Randy dengan senyum di bibirnya.

Wa’alaikum salam, iya Kak Randy. Iya nih, aku baru saja selesai kuliah,” sahut Aulia.

“Iya aku sedang menunggu Laili, dia masih berada di masjid,” jawab Aulia.

“Sendiriankah Kak?” tanya Aulia.

“Nggak, ke sini sama Raffi, sekarang dia masih di perpustakaan,” jawab Randy.

“Kak, saya kira kalian tadi tidak kesini, khan hari ini ada kajian Islam tapi aku tidak melihat kehadiran kalian, jadi kupikir kalian tidak datang,” ucap Aulia lirih.

“Ternyata perhatian juga Aulia padaku,” batin Randy.

“Aku dan Raffi memang tidak ikut kajian tadi pagi, karena kami ada kuliah pagi,” jawab Randy tersenyum.

Untuk sejenak mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Ada kebekuan suasana, sama-sama tidak tahu harus ngomong apa. Hanya hati mereka yang sepertinya sedang berbicara dengan tatapan mata yang penuh arti.

“Ngng.. anu.. !” kata Randy dan Aulia hampir bersamaan, sejenak mereka tersenyum dan tersipu malu.

“Silahkan ngomong duluan,” ucap Randy pada Aulia.

“Nggak, Kak Randy saja yang duluan, Kakak mau ngomong apa?” balas Aulia.

Lihat selengkapnya