“Bagaimana Bu, kabarnya anak-anak?” tanya Aulia.
“Alhamdulillah, semua baik-baik saja, meski tak jarang mereka kembali sedih dan menangis saat teringat akan kedua orangtua mereka. Syukurlah, ada orang-orang baik dan peduli kepada nasib mereka seperti kalian. Saya ucapkan terimakasih,” kata Bu Asri.
“Bu Asri ini terlalu berlebihan, bukankah ini sudah merupakan kewajiban kita bersama untuk peduli kepada mereka. Betul begitu Bu? O iya Bu, maksud kedatangan kami kemari adalah untuk bersilaturahmi sekaligus menyerahkan bantuan dari seluruh mahasiswa UIN Maliki Malang. Mohon diterima ya Bu, semoga bermanfaat,” kata Aulia dengan senyum menghiasi wajahnya.
“Subhanallah…. Iya terimakasih atas kepedulian kalian. Semoga kebaikan kalian semua diterima dan dibalas dengan sejuta kebaikan oleh Allah. Saya yakin pasti anak-anak akan sangat gembira,” ucap Bu Asri.
“O iya Bu, bagaimana dengan persediaan obat-obatan di sini?” tanya Randy.
“Alhamdulillah, insyaallah sudah mencukupi,” jawab Bu Asri.
“Kak Randy, lihat, anak-anak nampak gembira, wah….mereka kelihatan cakep bila pakai kopyah dan sarung. Mereka mau sholat ya Bu?” tanya Aulia.
“Iya, mereka anak-anak yang baik. Hm… ” jawab Bu Asri.
“Setiap selesai sholat maghrib mereka berkumpul di aula. Anak-anak sudah duduk rapi, masing-masing memegang Al Qur’an. Sambil mendengar ceramah, ada beberapa yang saling mencubit, ada pula yang cekikikan, entah apa yang mereka tertawakan. Yang jelas sorot mata anak-anak itu tampak kocak, berarti ada sesuatu hal yang membuat mereka tertawa seperti itu.” sambung Bu Asri sambil menyuguhkan beberapa gelas teh pada Aulia dan rombongan mahasiswa bakti sosial UIN Maliki Malang.
“Ada juga beberapa yang masih tinggal di atas,” tambah Bu Asri seraya menengadahkan kepalanya menuju lantai 2 panti itu.
“Oh.., masih ada yang di atas ya Bu?” tanya Randy.
“Berarti penghuni panti ini banyak juga ya… ” gumam Randy dalam hati.
“Mereka yang di atas adalah anak-anak yang berumur enam tahun ke bawah,” jelas Bu Asri.