Cinta Yang Dirindukan Surga

DENI WIJAYA
Chapter #12

MALU KEPADA TUHAN #12

“Bu Asri, terimakasih telah mengijinkan kami untuk datang berkunjung kemari dan bertemu dengan anak-anak. Sungguh suatu kebahagiaan bagi kami semua bisa berbagi dengan mereka,” ucap Aulia kepada Bu Asri.

“Kenapa harus berterimakasih kepada ibu, justru kamilah yang seharusnya berterima kasih kepada kalian semua yang masih peduli dan mengunjungi kami di sini, mereka semua sangat mengharapkan kedatangan orang-orang seperti kalian, terimakasih. Semoga semua kebaikan kembali kepada kalian semua,” kata Bu Asri tersenyum.

“Kami sangat bahagia melihat mereka semua senantiasa ceria mesti dengan segala keterbatasan dan kesepian tanpa kehadiran orangtua di sisi mereka masing-masing, meski kami tahu di balik canda tawa mereka menyimpan kesedihan yang luar biasa, kerinduan pada orangtua yang mereka cintai. Mereka juga tidak tahu kepada siapa harus memanggil bapak… ibu… papa… mama… Sungguh mereka adalah anak-anak yang luar biasa,” ujar Aulia menimpali perkataan Bu Asri.

“Ibu mengucapkan beribu-ribu terimakasih kepada nak Aulia bersama teman-teman yang sudah rela meluangkan waktu untuk berkunjung kemari dan untuk semua bantuan materi maupun moril kepada kami, semoga Allah senantiasa melindungi dan menolong kalian semua, “ doa Bu Asri dengan rona wajah bahagia.

“Amin, terimakasih Bu Asri, insyaallah lain waktu kami akan berkunjung kembali kemari, boleh ya bu… “ balas Aulia tersenyum.

“Ya tentu boleh dan dengan senang hati, pasti anak-anak akan sangat menantikan kedatangan kalian semua kembali ke sini, “ ujar Bu Asri menimpali ucapan Aulia.

“Kalau begitu kami mau pamit undur diri, kami mau kembali ke kampus,” sambung Aulia.

“Iya, selamat jalan, semoga selamat sampai kampus, terimakasih banyak ya… “ sahut Bu Asri tersenyum penuh arti.

“E… tunggu dulu, ada yang lihat Kak Randy kah?” tanya Aulia tiba-tiba tatkala sepasang matanya tidak mendapati Randy di antara rombongan mahasiswa peserta bakti sosial.

“Kak Raffi, apa kakak melihat Kak Randy?” tanya Aulia lagi kepada Raffi.

“Hmm… Kalau tidak salah lihat tadi dia menuju ke belakang panti yang menghadap ke area persawahan. Mungkin dia sekarang masih berada di situ, sebentar akan kulihat dulu… “ jawab Raffi.

“Kak Raffi, tunggu! Biar aku saja yang menyusulnya, tolong Kak Raffi bantu koordinir teman-teman untuk prepare di mobil ya… hehehe.. “ kata Aulia tersenyum.

“Iya, siap komandan hehehe… “ sahut Raffi.

Sejenak kemudian Aulia melangkah pergi meninggalkan ruangan Bu Asri menuju belakang panti. Nampak hamparan sawah-sawah yang berjajar rapi, dengan angin yang berhembus semilir, sungguh ada nuansa kedamaian yang terekam di dalamnya. Benar saja seperti yang telah dikatakan Raffi, sesampainya di halaman belakang panti, Aulia melihat Randy sedang duduk termenung menghadap ke area persawahan seorang diri. Perlahan Aulia melangkah mendekati Randy. Dada nya tiba-tiba bergejolak, bergemuruh, jantungnya berdegup tidak beraturan, semakin dekat semakin membuat hati dan perasaannya jadi gelisah tidak menentu.

“Assalamu ’alaikum, Kak Randy, maaf mengganggu nih.. “ sapa Aulia membuyarkan lamunan Randy.

Wa’alaikum salam, “ jawab Randy sambil menoleh ke arah sumber suara.

“O Aulia, iya, gimana?” sambung Randy.

“Kak Randy, saya sudah berpamitan dan kita mau kembali ke kampus,” jawab Aulia.

Lihat selengkapnya