Setelah dikhitbah oleh Ibrahim, tidak terdengar lagi kabar tentang Aulia. Pun di kegiatan kajian Islam, Aulia sudah beberapa kali pertemuan tidak datang. Begitu juga di dalam perkuliahan juga tidak terlihat. Tentu hal ini membuat gelisah hati Randy. Tanpa kabar seolah Aulia hilang bak ditelan bumi, hingga membuat Randy gelisah. Setelah cukup lama mencari tahu kabar mengenai Aulia, ternyata dia telah drop out dari kampusnya dan pindah kuliah di timur tengah. Sementara itu semenjak menjadi seorang muslimah, Cindy memutuskan kembali ke Malang. Demi untuk memperdalam ilmu ke-Islamannya, Cindy rela masuk pesantren mahasiswa di Al-Hikam.
Hubungannya dengan Randy semakin intens. Pada mulanya mereka sama-sama terlibat dalam kegiatan dakwah kampus hingga menumbuhkan rasa suka di antara mereka. Seiring berlalunya waktu, seolah sosok Aulia telah tergantikan oleh Cindy. Cindy semakin mantab untuk meninggalkan semua perbuatan bodohnya selama ini. Taubatan nashuhah.
Satu tahun kemudian……………
Hari ini, selamanya menjadi titik paling nadir dalam sejarah hidup Cindy. Malam itu, karena kondisi kesehatannya semakin menurun, Cindy diantar orangtuanya ke RSUD Syaiful Anwar. Sakit yang diderita Cindy tidak jelas, panas demam berkepanjangan, sejak enam bulan yang lalu. Kondisi terakhir, berat badan Cindy yang semula 60 kg, kini tinggal 42 kg. Tulang-tulang nampak jelas terlihat dibungkus kulit yang sudah tidak cerah. Batuk keras tak pernah mau berhenti.
Malam itu di rumah sakit, dr. Irwan yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD), memeriksa Cindy. Dengan teliti dr. Irwan mencatat riwayat sakitnya hingga mencermati kondisi fisik pasien. Pengalaman conselor profesional menangani pengidap virus HIV, mendorong dr. Irwan mengarahkan Cindy untuk memeriksakan darah.
"Apakah kalian orangtua dari Cindy? " tanya dr. Irwan.
"Benar dok," sahut Pak Thomas.
"Pak, mungkin ada virus dalam darah anak bapak sehingga perlu dilakukan pemeriksaan darah!" ucap dr. Irwan sambil memberikan konseling kepada Pak Thomas dan Bu Maya.
"Kalau memang sangat diperlukan, silahkan dokter memeriksa darah anak saya," ujar Pak Thomas.
Setelah melalui tahap-tahap pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui hasilnya yang membuat dr. Irwan sedikit terperanjat.
"Hmm… seperti yang kuduga!” gumamnya dalam hati.
"Suster, tolong panggilkan orang tua Cindy kemari!" pinta dr. Bobby.
"Baik dok!" sahut seorang suster perawat.
Kemudian sang suster pun meninggalkan ruangan menuju ruang lobi dimana orangtua dari Cindy sedang menunggu hasil tes darah.
"Permisi, apa benar saya dengan Pak Thomas ?" tanya suster.
"Iya benar, ada apa ya sus?" jawab Pak Thomas.
"Sus, bagaimana dengan hasil tes darah Cindy?" sambung Bu Maya.