Cinta Yang Dirindukan Surga

DENI WIJAYA
Chapter #25

SURAT CINTA AULIA UNTUK RANDY#25

“Bunyi SMS itu membuat Raffi terjaga dari tidurnya. Dia melirik ke arah jam dinding. Pukul tiga dini hari. Siapa yang pagi buta begini mengirim SMS?” batinnya. Namun sempatkan untuk membuka pesan singkat itu.

“Hmm…Randy, sudah lama aku tidak mendengar kabarnya.. !” pekik Raffi dalam hati.

Assala mu’alaikum, Raf, tolong jemput aku di Bandara Cairo. Penerbangan SQ pagi ini. Syukran. Randy. Demikian bunyi sms itu.

Untuk beberapa saat kemudian, bergegas Raffi meninggalkan asramanya, di Wahran Street, tempat banyak mahasiswa Indonesia tinggal selama menuntut ilmu di Cairo. Lalu menyetop taksi ke Cairo International Airport yang berjarak sekitar 25 kilometer. Jarak itu bisa ditempuh dalam waktu sekitar 35 menit, sebab taksi di Cairo umumnya menggunakan sedan Peugeot tua buatan tahun 60-an akhir atau 70-an awal.

Raffi tiba di bandara saat terdengar adzan Subuh. Tak lama kemudian pesawat SQ dari Jakarta via Singapura itu mendarat. Setelah menunggu sekitar setengah jam, barulah penumpang meninggalkan loket pemeriksaan imigrasi.

Assalamu ’alaikum!” sapa Randy.

Wa’alaikum salam, hai, Ran, apa kabar?” balas Raffi sambil memeluk Randy.

Alhamdulillah, baik-baik!” sahut Randy.

''Selamat datang di Cairo. Seperti mimpi rasanya bisa berjumpa kamu lagi. O iya, selama ini kemana saja kok tidak ada kabar, kupikir kamu meneruskan kuliah di Amerika, seperti katamu waktu itu?” tanya Raffi.

“Iya sih.. dulu memang aku ingin melanjutkan kuliah kedokteran di New York. Tapi setelah kupikir-pikir, aku lebih memilih untuk menerima beasiswa kuliah di King Abdul Aziz University, Jeddah !" jawab Randy.

"Eit tunggu dulu, kenapa kamu lebih tertarik ke Jeddah daripada New York? Dan ada keperluan apa kok tiba-tiba kamu mampir dulu kemari... atau jangan-jangan... " cecar Raffi dengan mimik wajah serius.

"Raf, ceritanya panjang. Nanti saja kuceritakan semuanya, sekarang perutku lagi minta diisi…hehe.. !” jawab Randy.

Okey, tapi kita sholat Subuh dulu!” ucap Raffi.

Dia mengajak Randy shalat Subuh di mushalla bandara. Kemudian menyetop taksi.

''Raf, kita langsung ke hotel saja!” ajak Randy.

“Lho kenapa ke hotel, bukankah kita ada asrama di Wahran Street!” celetuk Arman.

 “Iya, tapi aku sudah terlanjur pesan kamar di Four Seasons. Katanya pemandangannya indah, di tepian sungai Nil. Kamu temani aku ya, banyak yang ingin kuceritakan padamu!' kata Randy.

Bulan Agustus, kampus masih libur. Cuaca akhir musim panas masih cukup terasa menyengat. Namun di dalam hotel berbintang lima itu seakan-akan udara panas tak kuasa menerpa.

Sebelum Randy di pusingkan dengan kesibukannya mengurus administrasi awal perkuliahan, dia meminta sahabatnya itu untuk sekedar menikmati tempat-tempat wisata yang ada di Mesir. Mereka telah menyambangi berbagai tempat menarik dan selalu dikunjungi oleh para turis mancanegara, seperti pusat kristal Ashfour, pasar rakyat Atabah, Malikul Coktil, Benteng Citadel, Pasar Husein, Universitas Al-Azhar, Masjid Amru bin Ash, Pyramid, Giza, Museum Fir'aun, Iskandariah dan Laut Merah.

Suara merdu Ummi Kulsum lewat lagu Alf Leila We Leila mengiringi ratusan turis menuruni tangga kapal The Pharaoh setelah berjam-jam menghabiskan malam dengan berlayar membelah Sungai Nil. Raffi menengok Randy. Wajahnya kuyu. Sejak dulu dia tidak pernah kuat menahan kantuk.

“Ran, ayo cari makan dulu!” ajak Raffi. Mukanya mendadak ceria.

“Ran, kamu mau gulai kambing seperti yang ada di Indonesia… Di Pasar Kan El Khalili, ada gulai kambing yang enak!” kata Raffi.

“Boleh, tapi ada menu lain yang enak nggak? tanya Randy.

“Oh tentu banyak, nanti kamu pilih sendiri saja!” jawab Raffi.

Mereka masuk ke dalam taksi. Sejurus kemudian kami mereka tiba di Pasar Kan El Khalili. Pasar ini sangat dikenal di Kairo. Biasanya turis dibawa kemari untuk belanja guci, ukiran, gantungan kunci, sampai perhiasan emas dan perak. Letak pasar ini berdampingan dengan Masjid El Hussein dan Masjid Al Azhar yang berada di lingkungan kampus Al Azhar, tempat Randy meneruskan kuliah S2-nya.

Lihat selengkapnya