Hari yang kuhindari akhirnya datang. Rina menerima tawaran kerja di luar kota, sebuah kesempatan besar yang tak bisa ditolak. Saat dia memberitahuku, aku merasa seolah dunia berhenti berputar. Aku berusaha untuk terlihat bahagia, memberi semangat, tapi hatiku hancur. Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat.
“Gue harus pergi, kan?” tanya Rina, matanya yang biasanya ceria kini terlihat lebih serius.
Aku hanya bisa mengangguk, meski dada ini terasa sesak. “Iya, kamu harus pergi. Gue dukung kok.”