Malam itu tak biasanya, sosok yang tak pernah berkabar, wajar mengejutkan. Sambil memberi pesan " Mau dikenalin gak sma tmn kakak ?". Bahagia, geregetan dan bercampur sedih. setelah sekian lamanya, aku menyandang status Jomblo, akhirnya aku lega, tersipu malu sambil bertanya-tanya dalam hati "siapa dia? apakah aku mengenalnya. Sejenak seluruh ingatan tentang Dave hilang . Setelah tiga tahun aku berharap dan menunggunya, namun tidak ada timbal balik, aku tidak putus asa. tapi tawaran kakak kali ini tidak bisa ditolak. Sudah waktunya aku mencoba membuka hati. Tidak bisa dipungkiri, bersedia jatuh cinta kembali itu artinya siap juga untuk sakit hati.
Selasa, 01 Februari itu pertama kalinya aku bertemu dengan Nichole, dia yang akan dikenalkan kepadaku, untuk tahap awal pertemuan kami touring bersama geng lainnya. Nichole, 26 tahun, lelaki berkacamata, gendut, perut buncit, kulit hitam manis, tapi masih tetap adem dipandang :), mengendarai Vixion dan kesan pertama terlihat baik. Gak terasa 5 jam perjalanan pulang pergi, Medan - Berastagi rasanya aku yang memonopoli percakapan. Ntah karena dia masih canggung, gugup ato gak biasa bawa cwe jalan. Aku juga hampir kehabisan kosakata, kebanyakan diam terpaku, tapi biarlah pertemuan itu menjadi jalan untuk saling menilai. Saat itu perasaanku datar, senang tapi tidak terlalu istimewa.