Cintai Aku Apa Adanya

Sandra Arq
Chapter #3

CHAPTER 3

Rifky menghempaskan barang-barang di kamarnya dengan emosi, pemuda itu masih tak percaya jika calon istri yang sering di banggakan Maminya adalah gadis miskin yang menyebalkan itu. Rifky terus berdecak seraya mengusap wajahnya kasar, entah apa yang menjadi tujuan Maminya sehingga begitu bertekad menjodohkannya dengan gadis itu. Fikiran Rifky kembali pusing jika mengingat kekesalannya pada Ara.

"Gak, ini gak mungkin. Mami pasti bercanda hhh" ujarnya masih tak percaya

Suara ketukan di luar pun semakin kencang, Rifky tak mengubris panggilan dari Maminya sejak tadi yang terpenting baginya sekarang menenangkan diri dari masalah yang di hadapinya.

"Ini gak adil Mi! ini hidup aku dan aku yang berhak menentukan semuanya" teriak Rifky dari dalam kamar

"Rifky buka pintunya dulu nak, Mami mau ngomong sama kamu. Mami bisa jelaskan semuanya sayang, buka pintunya"

"Gak Mi! Rifky gak akan keluar sebelum Mami membatalkan pertunangan itu. Rifky gak akan menikah dengan orang lain Mi. Rifky cuma mencintai Keyla.

"Sayang, kamu dengarkan Mami dulu nak. Mami tahu mana yang terbaik untuk kamu. Ara gadis yang sangat baik sayang, Mami minta buka pintunya dulu"

"Rifky gak akan buka pintunya sebelum Mami dan Papi membatalkan pertunangan bodoh itu, Rifky gak mungkin menikahi orang yang gak Rifky cintai Mi"

"Rifky, Ara gadis yang tulus. Dia orang yang sangat pantas untuk menjadi istri kamu. Soal cinta itu semua butuh proses, kamu bisa mengenal Ara lebih dulu kan"

"Mi, kenapa kalian begitu egois. Rifky tahu mana yang terbaik buat Rifky Mi. Rifky mohon batalkan pertunangan itu" pinta pemuda itu

Tak ada jawaban lagi dari luar sana, Mami pemuda itu pun berusaha tenang menanggapi ucapan putranya.

"Kami gak akan bisa membatalkan pertunangan ini sayang, kamu akan tetap menikah dengan Ara" ujar Mami-nya yang membuat Rifky semakin tak bisa berbuat apa-apa, entah apa yang menyebabkan orang tuanya begitu ingin melihatnya menikah dengan Ara". Apa istimewanya gadis itu? fikir Rifky.

Keyla pun akan kecewa kepadanya jika mengetahui hal ini, Rifky menarik rambutnya kasar dan terus mengumpat memaki keputusan orang tuanya.

"Mami minta kamu fikirkan lagi sayang, Mami dan Papi gak akan pernah menjerumuskan kamu. Suatu saat nanti kamu akan mengerti" lirih wanita itu meninggalkan kamar Rifky

*

Kamar Ara

Ara terlihat gelisah di tempat tidurnya, sejak tadi ia terus memikirkan ucapan tante Sofie. Apa mungkin yang dikatakan oleh beliau adalah hal yang serius? jika ia akan menikah dengan putranya yang sombong itu.

Ara beberapa kali membuang nafas panjang seakan tak percaya dengan yang diucapkan oleh beliau, bagaimana mungkin ia akan menikah dengan laki-laki yang tak menyukainya. Ara sama sekali tak tahu jika Ibunya telah membicarakan soal ini sudah lama dengan tante Sofie.

Ara menatap langit-langit kamarnya dan larut dalam lamunan panjangnya, tentu pemuda sombong itu tak akan semudah itu menerimanya sebagai calon istri. Sedangkan ia sendiri begitu membencinya, sorot tajam yang selalu di tunjukan oleh Rifky pun kadang membuat Ara takut. Ara menyadari posisinya jika ia hanya gadis miskin yang tak memiliki apa-apa, hanya dalam cerita dongeng saja jika ada pangeran tampan yang mau menikahi itik buruk rupa sepertinya.

Seandainya kelak ia berumah tangga, gadis itu pun hanya ingin menikah dengan orang yang tulus mencintainya.

"Tuhan, aku mohon bantu aku. Apa benar yang dikatakan oleh tante Sofie tadi?.sedangkan pemuda itu tak pernah menyukaiku" lirih Ara

Gadis itu pun mengingat sikap Rifky selama ini kepadanya yang begitu jutek, tentu pemuda itu akan semakin membencinya jika pertunangan ini benar-benar terjadi, yang masih membuat Ara tak menyangka bagaimana mungkin mendiang Ibunya menjodohkannya dengan Rifky, laki-laki yang memiliki status di atasnya yang jauh berbeda. Apa mungkin hubungan Ibunya dan tante Sofie hanya sekedar penjual kue dan pelanggannya? ribuan tanya pun menyeruak di benak Ara.

"Apa maksud dari semua ini Bu, kenapa Ara harus menikah dengan pemuda itu" batin Ara seraya menatap bintang-bintang dari jendela kamarnya, ia berharap esok hari jawaban kegundahannya itu bisa terpecahkan. Ia tak ingin kehadirannya dalam kehidupan pemuda itu menjadi penganggu di hubungannya dengan pacarnya, tentu hal itu akan menyakitkan gadis itu jika kenyataan pahit ini ia ketahui.

"Apa gadis itu adik aku Ma? apa memang dia saudara aku" lirih Ara membayangkan jika itu benar, reaksi yang semakin besar pun akan berujung pada Mamanya kelak. Ara tak ingin orang yang di kasihinya itu semakin membencinya karena masalah ini, entah apa yang harus ia lakukan sekarang. Ara berharap semua masalah ini tak terus membebaninya.

Ponsel Ara tiba-tiba berbunyi, gadis itu segera meraih ponselnya di nakas dan membaca nama yang tertera di layarnya"

"Verrel, hmm Hallo Rel"

"Ra kamu di rumah ya?"

"Iya, baru pulang Rel. Ada apa?"

"Kamu bisa keluar sebentar gak, aku belikan makanan buat kamu. Sekalian ada yang mau aku omongin Ra"

"Iya Rel, tunggu sebentar ya"

"Iya"

Selang beberapa menit Ara bertemu dengan Verrel di depan rumahnya, gadis itu pun menatap bingung sahabatnya itu yang membawa banyak sekali bingkisan. Ara mengerutkan keningnya untuk apa barang sebanyak itu fikirnya.

"Kamu mau ngomongin apa Rel?" tanya Ara

"Ini buat kamu Ra" Verrel memberikan bingkisan yang cukup banyak untuk Ara hingga gadis itu sendiri heran

"Ini apa?"

"Kamu terima ya, aku gak mau kamu menolak" Verrel mengusap rambut gadis itu, tentu Ara bingung dengan pemberian Verrel yang sebanyak ini. Ia tak begitu saja menerima semuanya sedangkan ia sama sekali tak mengerti apa maksud Verrel sebenarnya.

"Rel, aku gak bisa menerima semua ini. Aku...."

"Kamu sahabat aku Ra, aku sayang sama kamu. Aku gak mau orang lain menghina kamu lagi karena penampilan kamu, ini gak seberapa kok cuma beberapa pakaian dan bahan-bahan kebutuhan kamu. Aku minta kamu terima ya"

"Tapi Rel aku..aku sudah terlalu sering merepotkan kamu, aku gak tahu bagaimana membalas kebaikan kamu selama ini"

"Aku gak mau mendengar apapun lagi Ra, kamu gadis yang sangat baik begitu banyak hal positive yang sudah kamu ajarkan sama aku. Ini semua gak akan sebanding dengan apa yang sudah kamu lakukan buat aku Ra" Verrel meraih tangan Ara.

Ara tak bisa menahan harunya mendengar ucapan pemuda itu, di balik masalah berat yang ia hadapinya, Tuhan telah memberinya sahabat yang sangat baik seperti Verrel yang selalu ada mengurangi beban fikirannya.

"Terima kasih Rel, terima kasih untuk semua kebaikan kamu. Aku gak tahu bagaimana cara membalas semuanya" Ara memeluk pemuda itu

"Gak Ra, aku yang berterima kasih bisa mengenal kamu"

Dari kejauhan seseorang memperhatikan keduanya yang tengah berpelukan, ia berdecak dengan semua perasaan yang membuatnya tak mengerti. Apa gadis seperti ini yang selalu di banggakan oleh Maminya? tentu jika dia gadis yang baik-baik tidak akan sembarangan saja memeluk orang lain.

"Gue gak ngerti apa istimewanya dia di mata Mami, harusnya Mami tahu kalau dia gak lebih dari gadis lainnya yang cuma ingin memanfaatkan laki-laki kaya" ujar Rifky kesal, ia pun mengamati keduanya yang begitu intens. Entah apa hubungan yang terjadi antara Ara dengan laki-laki yang bersamanya itu, mata Rifky pun membulat menatap laki-laki asing itu dengan seksama, beberapa kali ia mengucek matanya seakan tak percaya.

"Ve...Verrel" ujarnya kaget menyadari orang itu adalah Verrel teman SMA nya

"Hhh darimana Verrel bisa kenal dengan gadis menyebalkan itu" batin Rifky penuh tanya, pemuda itu pun sangat mengenal siapa Verrel yang tak lain sahabatnya sendiri waktu SMA, tak sembarangan orang selama ini bisa mendekatinya, bahkan puluhan gadis-gadis di sekolah pun berusaha meluluhkan hati pemuda itu dulu. Tapi hanyalah hal yang sia-sia mereka dapatkan, sungguh di luar nalar jika Verel bisa sedekat ini dengan Ara gadis yang statusnya sangat berbeda dengannya.

"Gue kenapa jadi penasaran begini sih" batin Rifky heran.

Rifky terus melirik keduanya yang berpelukan cukup lama, ia masih tak menyangka jika Verrel bisa berteman akrab dengan Ara, gadis yang memiliki status jauh berbeda darinya. Mata Rifky menatap kebahagiaan di wajah gadis itu yang tak pernah ia lihat selama ini, tentu ia harus mencari tahu apa yang membuat mereka menjalin hubungan sedekat ini dan semua itu akan menjadi hal yang baik untuk masa depan Rifky. Ia berharap bisa meyakini Mami-nya siapa sebenarnya gadis yang selalu di banggakannya ini, tanpa fikir panjang Rifky segera mengabadikan foto-foto Ara dan Verrel yang berpelukan. Ia berharap ini menjadi bukti yang kuat untuk membatalkan pertunangannya.

"Mami harus tau bagaimana sebenarnya calon menantu kesayangannya ini" seringainya licik

*

Tiga hari menjelang pertunangan, Rifky semakin tak karuan saja. Pemuda itu begitu stres memikirkan semua ini, entah bagaimana ia menjelaskan kepada Keyla tentang petunangan bodohnya sedang Rifky sendiri belum sanggup menjelaskan semua masalah itu kepada keluarga Keyla. Ia tahu kekasihnya itu pasti sangat kecewa jika mengetahui rencana ini, sebelumnya Rifky telah melakukan berbagai cara untuk membatalkan pertunangannya dengan Ara. Ia pun memberikan foto-foto Ara dan Verrel kepada orang tuanya, tapi apa tanggapan mereka? Sungguh di luar dugaan, orang tua Rifky hanya tertawa karena sebelumnya mereka juga mengetahui kalau Ara dan Verrel bersahabat.

Rifky menjadi pusing sendiri karena harapannya untuk membatalkan pertunangan itu menjadi gagal, lambat laun masalah ini pun akan di ketahui juga oleh orang tua Keyla. Rifky tak punya banyak waktu lagi, ia pun memutuskan untuk ke rumah Keyla dan memberitahu kekasihnya itu tentang masalah berat yang menimpanya.

Kehadiran Rifky di rumah gadis itu disambut hangat oleh orang tua Keyla yang memang tengah menyiapkan dinner untuk mereka, Keyla begitu bahagia karena kedatangan kekasihnya. Rifky pun merasa sangat tenang jika melihat senyum gadis itu.

"Gimana keadaan Mami kamu sayang, sudah baikan?"

"Hmm sudah sayang, Mami kecapekan aja kata dokter. Kamu sendiri gimana masih flu?"

"Keyla bandel Ky, tante sudah membujuk dia supaya meminum obat tapi masih saja gak mau"

"Obatnya pahit banget Ma, Keyla gak suka"

"Iya tapi kan biar cepat sembuh sayang, coba kamu bujuk Keyla Ky. Siapa tahu Keyla nya mau minum obatnya"

"Mama kamu betul Key, ya sudah kamu makan dulu ya sayang. Terus minum obatnya, oke"

"Tapi Ky"

"Obatnya gak pahit kok kalau kamu minumnya sambil memandangi aku hehe" canda Rifky seraya mengusap rambut panjang kekasihnya itu.

Keyla begitu bahagia karena kehadiran Rifky begitu menghiburnya, banyak hal yang di bicarakan Rifky dan keluarga Keyla. Pemuda itu sendiri terihat sangat nyaman berada disini, hal yang tak pernah ia rasakan di rumahnya sendiri karena sikap orang tuanya yang cukup tegas. Rifky berharap jika suatu saat nanti orang tuanya bisa membuka hati untuk keluarga Keyla, setelah selesai makan dan mengobrol. Rifky mengajak Keyla ke taman belakang rumah gadis itu dan duduk di ayunan, mereka menatap langit malam yang di penuhi ribuan bintang yang sangat indah.

Jantung Rifky berdetak tak beraturan saat ini, entah dari mana ia akan memulai mengatakan semuanya kepada Keyla tentang masalah rumit yang di hadapinya. Sedang gadis itu terlihat begitu bahagia saat ini, tentu saja Rifky tak akan tega jika Keyla akan sedih karena dirinya.

"Sayang kamu kok diam saja, katanya tadi ada yang mau di bicarakan. Kamu mau ngomongin apa?"

"Sayang aku..."

"Dari tadi aku perhatikan kamu kebanyakan bengongnya. Kamu cerita aja sayang, kamu kenapa?"

"Keyla kamu percaya kan kalau aku sangat mencintai kamu dan menyayangi kamu dengan tulus"

"Iya, aku percaya kok sayang. Aku juga sangat mencintai kamu dengan tulus, walaupun orang tua kamu belum memberikan restu untuk kita. Tapi aku yakin suatu saat nanti semua akan indah, memangnya kenapa sayang?Kamu mau ngomong apa sebenarnya"

"Keyla aku, aku akan bertunangan dengan gadis pilihan Mami sayang. Aku...."

Keyla pun tersentak mendengar ucapan Rifky. Perlahan genggaman tangan gadis itu pun terlepas, ia menatap Rifky sendu dengan kesedihan yang terbaca jelas di raut wajahnya.

"Ka...kamu bercandakan sayang?" ucap gadis itu lirih

"Aku gak bercanda sayang, aku gak tahu kenapa Mami memutuskan hal itu. Aku gak bisa berbuat apa-apa" lirih Rifky

"Ky, itu gak mungkin kan. Kamu pasti bohong kan sayang? kamu...." ujar Keyla menangis, ia begitu syok mendengar ucapan Rifky. Kekecewaannya pun begitu menyakitkan, kenapa Rifky tak pernah mengatakan tentang masalah itu sebelumnya, Rifky pun segera memeluk Keyla mencoba menenangkannya.

"Aku minta maaf sayang, aku gak bisa berbuat apa-apa. Aku sudah berusaha untuk menjelaskan semuanya ke Mami tapi mereka tetap melanjutkan pertunangan itu"

"Lepasin aku Ky, kamu menyakiti aku" pinta Keyla dengan air mata berurai

"Gak sayang, aku mohon dengarkan penjelasan aku dulu. Aku mencintai kamu Key, aku akan memperjuangkan kamu sayang. Aku gak akan menyerah"

"Tapi orang tua kamu sudah memutuskan semua Ky"

"Plis! aku mohon beri aku waktu sayang. Aku janji, aku pasti bisa menyelesaikan semuanya"

"Aku gak mau mendengar apapun lagi, mungkin ini yang terbaik buat kita" tangis gadis itu semakin deras

"Gak sayang, aku mohon beri aku satu lagi kesempatan. Aku janji sayang, aku akan jelaskan semuanya ke orang tua aku. Aku pasti akan memperjuangkan kamu sayang, memperjuangkan cinta kita" ujar Rifky lirih

Keyla pun segera melepaskan pelukan pemuda itu dan meninggalkan Rifky yang mematung. Ia terus menangis karena keputusan Rifky yang menyakitkan. "Apa ini adalah akhir dari hubungannya dari Rifky?" Keyla pun begitu sakit menerima semuanya.

Lihat selengkapnya