Cintai Aku Tanpa Buah Dada

Oleh: Eka Retnosari

Blurb

Kersen berjalan ke arah dapur untuk memastikan setiap sulur tak memasuki bingkai jendela yang acapkali dilupakannya ketika tertidur. Rambutnya belum bersentuhan dengan sisir meski ada beberapa helai yang menimpa ujung bahunya, juga tepi telinga. Ia lupa mematikan nyala api yang biru dan sedikit melucu. Ia tidak sedang tertawa ketika itu, jemarinya sedang ingin berdiang. Hatinya sedikit menghangat begitu seekor kucing melintasi dengan cepat. Matanya masih awas meski kacamata yang retaknya serupa dengan cermin di samping pintu depan, tertinggal di samping tempat tidur yang permukaannya penuh dengan celana yang dibiarkannya tertawa. Kucing itu menyapanya sambil menabrakkan salah satu bagian tubuhnya yang memiliki gelambir pada bagian bawah perutnya. Dua hari ia belum membandingkan kucing yang warnanya semula putih, kemudian memiliki sedikit warna cokelat meski tak pekat. Likat ia membalas tatapan kucing tersebut dengan lemparan sikat yang terarah ke bola matanya yang biru dan garis kuning pucat. Ia kembali melupakan benda yang harus diletakkannya di atas nyala api.

Lihat selengkapnya