Pagi harinya dikampus, pas ganknya Jino lagi ngumpul dikantin, anak – anak pada ngerumpiin Jino yang abis keluar ama Fela, terutama si Dewa yang paling utama nyebarin gosip, “Hee kalian, tau nggak, kemarin aku habis mergokin Jino ama Fela di balai pemuda,” ungkap Dewa antusias.
“Masaaaaa,” Indah rada – rada nggak percaya.
“Swear, berani sambar gledek deh kalo bo’ong, kalo nggak percaya tanya aja Lupi,” jelas Dewa sambil nyeruput secangkir kopi.
“Iya Lup, kemarin Jino keluar ama Fela?” tanya Indah yang ada didekat Lupi.
“Iyaaaa, kemarin pas keluar ama Dewa dari toko buku, kita kan mampir ke balai pemuda mau liat lukisan,” Lupi mengunyah roti bakarnya, “Nggak taunya Jino sama Fela disitu, langsung aja kita cabut dari tempat itu sebelum ketahuan ama Jino,” jelas Lupi panjang lebar.
Indah dan Novi pun percaya. “Hebat juga tuh anak bisa ngajak keluar bidadari kampus cemara,” puji Novi salut.
“Mungkin ini berkah buat Jino, tau sendirikan perjalanan cintanya sama Asti anak manajemen, udah diterima cintanya lalu Asti meninggal dunia, sampai – sampai Jino hampir putus asa,” tambah Indah.
“Benar kata kamu Ndah,” Lupi menghisap rokoknya lalu meneruskan ucapannya, “Aku takut kalo Jino patah hati lagi, inikan belum jelas apakah Jino bisa diterima cintanya atau enggak, Jino pernah bilang kalo Fela adalah makhluk yang dikirim oleh Tuhan buat nggantiin posisi Asti yang meninggal setahun yang lalu, Jino sangat cinta banget ama cewek itu,” jelas Lupi.
“Aku jadi inget kejadian setahun yang lalu, ketika Jino berusaha mati – matian mendapatkan asti, sampai – sampai dia rela mau loncat dari lantai dua untuk membuktikan cintanya, hingga akhirnya cintanya Jino diterima tapi sayang kebahagiaan mereka nggak selamanya, sampai akhirnya Asti dipanggil Yang Kuasa, cinta memang penuh dengan tanda tanya,” kata Dewa puitis.
“Kita harus bantu Jino sekuat kita supaya dia bahagia,” ucap Novi.
“Ngomong – ngomong Jino belum datang juga,” potong Indah.
“Tadi dia udah aku telpon, katanya ngantar tantenya dulu,” jawab Novi.
Tak lama kemudian Jino nyembul dari pintu kantin dan menyapa mereka.
“Hai sobat – sobat brengsek,” Jino menghampiri mereka.
Jelas aja si Dewa keki, “Brengsek badanmu yang kayak tangki pertamina.”
Jino hanya tersenyum tipis.
“He rumput teki, jangan senyum aja, kita – kita mau ngomong soal kisah asmaramu,” timpal Dewa
“Ngomong aja, gitu aja kok sulit!” Ujar Jino simpel sambil menyulut rokok dan duduk dihadapan mereka.
“Kamu suka sama Fela?” Indah membuka pembicaraanya.
Jino diam sambil mikir gimana jawabnya ke anak – anak.
“Sorry Jin, bukannya kita – kita mau ikut campur urusan kamu, tapi kamu harus inget ama kisah kamu sama Asti,” jelas Novi.
Jino kaget mendengar ucapan Novi, dia ingat memory percintaanya dengan Asti yang berakhir dengan kesedihan, setahun yang lalu Jino pernah suka ama cewek yang bernama Asti, Jino berusaha keras untuk mendapatkan cintanya, pengorbanannya dilakukan dengan cara apapun supaya dia bisa mendapatkan cintanya Asti, pernah sewaktu ketika Jino nekat lantaran ditolak tujuh kali hingga dia hampir bunuh diri dilantai 2 gedung utama kampus, sampai akhirnya Asti melihat Jino mau bunuh diri (kayak di film lndia hehe), Asti sadar betapa besar cintanya Jino kepada dia dan akhirnya Asti menerima cintanya, tapi Tuhan berkehendak lain, belum sempat Jino merasakan indahnya berpacaran, Asti mengalami kecelakaan, dia tertabrak mobil pas pulang kuliah, dia meninggal seketika karena kehabisan darah, mendengar Asti kecelakaan Jino mengalami depresi berat, Jino hampir putus asa, cewek yang dicintainya hanya meninggalkan kenangan – kenangan yang berarti, dia berusaha bangkit dari keterpurukannya, dengan bantuan teman – temannya akhirnya berhasil bangkit dari keputusasaannya.
“Aku takut kamu sedih dan putus asa lagi,” tambah dewa.
Jino hanya diam dan mengepulkan asap rokoknya, “Aku memang mencintainya, tapi aku udah siap menerima resiko, meskipun itu kenyataannya sangat pahit dan aku siap sedih lagi, tapi kalo putus asa aku harus berpikir semilyar kali, plisss jangan ingat – ingat masa lalu aku dengan Asti, karena aku udah menutup lembaran yang penuh dengan kesedihan itu,” jelas Jino sedih.
“Aku dan teman – teman selalu dukung kamu Jin,” Lupi mendukungnya.
“Kalo kamu bener – bener cinta ama Fela, kamu harus jujur ama dia sebelum terlambat,” tambah Indah.
Jino manggut – manggut.
“Kalo butuh bantuan ke kita – kita, langsung aja Jin, kita siap membantu kok, demi kebahagiaan kamu,” ujar Novi.
“Thank’s friends, kalian baik banget, nggak rugi punya sahabat kayak kalian,” kata Jino bahagia.
“Ayo kita toast!” usul Dewa.
“Ayoooooo,” jawab mereka serempak dan bertoast ria.
Cinta memang terkadang unik tapi cinta itu bersifat universal, cinta enggak memandang rendahnya seseorang tapi cinta memandang kasih sayang seseorang, tapi apakah bisa Jino mencintai bulan purnama dikampus, karena Fela ibarat bulan, sedangkan Jino ibarat langit yang menghiasinya (Sok puitis banget ya?).
Seminggu sudah berlalu.
Waktu itu pas pagi hari, Jino udah memarkirkan motor bututnya di pelataran kampus, suasana kampus udah begitu ramai, saat itu Jino melihat sedannya Fela masuk di gerbang kampus, ada sedikit perasaan gembira, Jino melihat Fela keluar dari mobilnya dan langsung menghilang dibalik gedung kampus, “Felaaaa…Fela, kamu membuat hatiku berdegup kencang, kapan aku bisa memiliki kamu,” batin Jino.
Fela memang cantik, sekarang dia semester I jurusan akuntansi, dia juga disebut para playboy kampus cemara sebagai bidadari yang paling cantik sejagad kampus cemara, kecantikannya serupa dengan keindahan bintang – bintang dilangit, caelah.
Lalu Jino beranjak pergi ke perpustakaan, akhirnya nggak sampe satu menit Jino udah berada di perpustakaan, pas Jino berada di rak – rak buku tanpa disadari Fela mengageti Jino dari belakang.