CITA-CITAKU INGIN MENJADI POLISI

Bayu Nata
Chapter #1

Musisi

Aku lihat langit malam tanpa bulan di sampingnya. Dari balik jendela penjara yang sempit dan kecil, beberapa cahaya lampu menyelinap masuk. Terdengar jauh suara klontang-klontang dari tongkat sipir yang mondar mandir. Perlahan suara itu semakin dekat, beriringan dengan suara langkah kaki sepatu boots sipir. Lalu, sipir itu datang menemuiku. Mengapit tongkatnya di ketiak dan merogoh kantong celananya. Malam ini terasa sepi, tak ada suara yang mampu menghibur telingaku, ataupun pemandangan yang menghibur mata ini. Hanya ada seorang sipir yang berdiri di depanku (Luar penjara bersekat jeruji besi).


SIPIR : Apa malam ini terasa panjang buatmu, Fallro? Sampai sudah larut begini kau belum terlelap juga? (Tanya sipir sembari menyalakan rokoknya)

FALLRO : Entahlah... aku hanya sedang berfikir kembali tentang kehidupanku selama ini.

(Sipir duduk dengan menyandarkan tubuhnya di jeruji besi penjara, begitupun dengan Fallro. Mereka berdua saling duduk tanpa menghadap satu sama lain)

SIPIR : Kehidupanmu selama ini? Apa kau menyesal?

FALLRO : Tidak! Ini bukan soal penyesalan. Hanya saja, aku berfikir bagaimana seandainya kehidupanku jika aku mengejar cita-cita.

SIPIR : Untuk seorang yang akan di hukum mati sepertimu, itu bukanlah hal penting. Lebih baik kau berfikir saja bagaimana caramu nanti saat bertemu dengan tuhan.

FALLRO : Tolong bagi rokokmu.

FALLRO : hei, Renko apa kau masih ingat cita-citamu dulu?

SIPIR : Hah??? Untuk apa kau menanyakan itu? Aku gagal meraih cita-citaku, tapi menjadi sipir bukanlah suatu hal yang buruk menurutku.

FALLRO : Bagaimana kehidupanmu jika kau berhasil meraih cita-citamu itu? Dan bagaimana jika aku berhasil dengan cita-citaku?

SIPIR : Hahaha tentu saja kita tak akan duduk dan mengobrol di dalam penjara seperti ini jika kau benar menjadi Polisi dan aku menjadi Musisi. (Mereka berdua tertawa bersama)

FALLRO : Kau benar, mungkin aku tidak akan menjalani kehidupan seperti ini. Tapi, bukankah kehidupan seperti ini lebih baik untukku?

SIPIR : Kau akan di hukum mati sebentar lagi. Tinggal menghitung jam dari sekarang. Kehidupanmu, adalah apa yang menurutmu benar kawan. Mungkin benar, aku tak akan sanggup membayangkanmu menjadi polisi. Lebih baik seperti ini, walau akhirnya kau akan mati dalam 48 jam ke depan.

FALLRO : Apa kau akan menangis ketika aku mati nanti?

SIPIR : Hahaha air mataku sudah habis menangisi jalan yang kau pilih kawan. Tapi aku sangat bersyukur, kau tetap menjadi sahabatku sampai kematianmu tiba.

FALLRO : Apa kau berfikir aku akan mati hanya karena peluru menembus jantungku? Tidak kawan! Aku akan mati jika kau melupakanku.

SIPIR : Aku harap di surga nanti kita bisa minum bersama lagi, dan menceritakan kehidupan yang lucu ini.

FALLRO : Penjahat seperti ku tak akan masuk surga kawan, kita minum-minum saja di neraka sambil makan ayam panggang di sana. Hahaha

SIPIR : Sepertinya, kau benar-benar menikmati hidup yang mendekati mati kawanku.

FALLRO : Ya, aku sangat senang bisa mengetahui diriku akan mati kapan dan di mana.

FALLRO : Bolehkah aku meminta satu hal padamu, kawan?

SIPIR : Katakanlah.

Lihat selengkapnya