City Of Evil : The Lost Justice

Tiara A Putri
Chapter #2

Chapter 2 | The Burden of Privilege

"Pernahkah Ibu berpikir, jika seandainya posisi kita dibalik, dan mereka yang memperlakukan kita seperti yang golongan kita lakukan pada mereka? Apa yang akan Ibu rasakan?" tanyaku, mencoba membuka jalan pikiran Ibu.

"Ian, mandilah! Kau pasti kelelahan sampai bicara melantur seperti ini," ujar Ibu berusaha mengalihkan obrolan.

"Aku tidak sedang melantur, Bu. Hanya ingin Ibu melihat dari sudut pandang mereka!" tegasku dengan rasa kesal yang ditahan.

"Sudahlah, Ian. Semua ini sudah menjadi takdir mereka. Apa yang bisa kita lakukan memangnya?"

Aku tertawa kecil mendengar penuturan Ibu. Takdir katanya? Sekali lagi kutatap wajah wanita yang telah melahirkanku itu ke dunia ini. Tak ingin berdebat lagi dengannya, aku memutuskan untuk masuk ke kamar.

"Semoga takdir kita tetap baik seperti ini. Aku harap roda kehidupan terus berhenti berputar dengan posisi kita sebagai yang di atas," ucapku sebelum pergi meninggalkannya.

Aku berjalan masuk tanpa menoleh lagi ke belakang. Entah apa yang akan Ibu pikirkan setelah mendengar ucapan sarkasku tadi. Yah ... semoga pintu hatinya terbuka.


Tas kulemparkan ke atas sofa kecil di kamarku, lalu kujatuhkan tubuh ini ke ranjang. Menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong, dan ingatan kembali ke masa lalu.


Suatu hari, aku dan Ibu pergi ke pusat kesehatan masyarakat yang ada di jantung kota Loston. Kami mengantre dengan warga kota lain dengan segala keluhan penyakit yang mereka bawa.

Kami pergi ke sana karena pada saat itu aku mengalami masalah pencernaan, diare. Dalam satu hari, terhitung enam belas kali aku keluar masuk kamar mandi.

Kami duduk di bangku ruang tunggu, dengan posisi berurutan sesuai nomor antrean. Kulihat di depan kami ada seorang ibu dan anak lelakinya yang kira-kira seusia denganku. Ya, mereka orang-orang dari golongan minoritas. Dari posisi duduknya yang di depan saja sudah bisa ditebak, bahwa mereka yang lebih dulu tiba daripada kami.

Lihat selengkapnya